Sejumlah hitung suara cepat yang dilakukan media massa Inggris, menyebutkan pendukung Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) unggul dalam referendum yang digelar kemarin. Hasil hitung cepat memperlihatkan kenaikan signifikan untuk kemenangan pendukung Brexit. Media-media nasional Inggris pun telah menyimpulkan hasil akhir referendum adalah Inggris keluar dari Uni Eropa.
Hasil polling yang dilakukan Daily Mail pada Jumat (24/06), penghitungan suara secara total memperlihatkan Brexit unggul dengan perolehan angka 52 persen, sementara pendukung Remain sebesar 48 persen. Sebagai media yang mendukung Brexit, Daily Mail sudah menulis judul headline pada korannya, “We are Out!”
Angka kemenangan Brexit juga secara merata terjadi di England (Inggris), dengan angka 47 persen untuk Remain dan 53 persen untuk Brexit. Lalu di Wales, 47 persen untuk Remain dan 53 persen untuk Brexit. Angka yang tak berbeda jauh juga diperoleh Skotlandia dengan 47 persen Remain, dan 53 persen Brexit. Hanya di Irlandia Utara, warga memilih untuk Remain sebanyak 56 persen, dan 44 persen memilih Brexit.
Aroma kemenangan Brexit sudah terasa bagi pendukungnya. Sebagian pendukung Brexit sudah mengabarkan kemenangan tersebut. Namun kemenangan tersebut tak berbanding lurus bagi perdagangan saham Inggris. Untuk pertama kalinya setelah 31 tahun poundsterling melemah dan perdagangan saham jatuh.
Pemungutan suara telah selesai digelar di 380 wilayah yang ada di seluruh Inggris, Wales dan Skotlandia. Ditambah 2 wilayah yang ada di Irlandia Utara dan juga Gibraltar yang terletak di pantai selatan Spanyol. Dengan demikian, total ada 382 area pemungutan suara, yang masing-masing mengumumkan hasilnya secara bertahap.
Hasil akhir referendum ini akan diumumkan Manchester Town Hall, Inggris bagian utara, hanya jika 382 wilayah itu telah mengumumkan hasil secara resmi. Diperkirakan hasil akhir bisa diketahui pada Jumat (24/06) pagi waktu Inggris. Jakarta terpaut perbedaan waktu 6 jam lebih cepat dari London, Inggris.
Inggris sendiri bergabung dengan Uni Eropa sejak tahun 1973 silam. Namun pada praktiknya, banyak yang merasakan manfaat Uni Eropa tidak banyak bagi Inggris dan Uni Eropa malah dianggap membebani Inggris.
Referendum semacam ini pernah digelar pada tahun 1975 dan hasilnya memutuskan Inggris tetap di Uni Eropa. Untuk referendum tahun ini, Perdana Menteri David Cameron telah berjanji akan menggelar referendum jika dia memenangi pemilu tahun 2015 lalu, yang merupakan periode keduanya sebagai PM Inggris.
© Copyright 2024, All Rights Reserved