Indonesia bukanlah negara pengimpor bahan bakar minyak (BBM) terbesar di dunia. Saat ini, posisi Indonesia masih di bawah India dalam konsumsi BBM. India memiliki produksi minyak lebih kecil dari Indonesia dan jumlah penduduk yang lebih banyak.
Hal itu disampaikan Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro menanggapi tudingan bahwa Indonesia pengimpor BBM. "Coba lihat dulu deh, saya tidak yakin. Kalau lebih besar dari konsumsi BBM di Amerika Serikat itu masih mungkin, tapi India kan tidak, mereka bisa lebih besar," kata Bambang di Jakarta, Jumat (27/09).
Bambang menambahkan, kekalahan konsumsi BBM Indonesia dibanding Amerika Serikat karena negeri Paman Sam tersebut memiliki produksi BBM lebih besar dibanding Indonesia. Sehingga impor BBM di Amerika Serikat cenderung lebih sedikit.
Sementara di India, sama sekali tidak memiliki cadangan minyak. Sehingga India harus menjadi importir BBM. "Sepertinya produksi BBM di India itu sedikit sekali. Kemudian mereka impor. Sedangkan size penduduk ekonominya jauh lebih besar dari kita. Jadi mungkin pernyataan itu terlalu agak bombastis," jelasnya.
Impor migas menjadi momok menakutkan bagi pemerintah saat ini. Jika impor migas tidak diredam, Indonesia bisa menjadi importir bahan bakar minyak (BBM) terbesar pada tahun 2018 mendatang.
Pada 7 bulan pertama 2013, defisit perdagangan sudah mencapai US$5,56 miliar . Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juli 2013, impor migas mencapai US$4,14 miliar atau naik 17,17 persen dibanding Juni 2013 sebesar US$3,53 miliar.
Dari Januari-Juli 2013, secara total impor migas mencapai US$26,24 miliar, tumbuh 8,46 persen dibanding periode yang sama tahun 2012 lalu sebesar US$24,2 miliar. Ini pula yang menyebabkan defisit transaksi berjalan membengkak menjadi 4,4 persen dari PDB Indonesia atau sebesar US$9,8 miliar pada triwulan II 2013.
© Copyright 2024, All Rights Reserved