Ketegangan politik di Irak ternyata berdampak pula ke bursa saham di Amerika Serikat (AS). Indeks saham di Wall Street anjlok akibat kecemasan konflik tersebut. Pergerakan saham di Wall Street pekan ini berbanding terbalik dengan perdagangan yang terjadi pekan lalu.
Pelaku pasar langsung mengamankan portofolio mereka dalam skala yang besar guna menghindari kerugian. Akibatnya gelombang aksi jual pun tidak terhindarkan. Pekan lalu Wall Street bergerak rally, sehingga momentum tersebut dimanfaatkan juga sebagai aksi ambil untung.
Reuters, Rabu (25/06), melaporkan, penutupan perdagangan Selasa 24 Juni waktu setempat tercatat Dow Jones jatuh 119,13 poin atau 0,70% ke 16.818,13. Indeks S&P terkoreksi 12,63 poin atau 0,64% ke 1.950,01. Untuk indeks Nasdaq, turun 18,32 poin atau 0,42% ke posisi 4.350,36.
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kejatuhan Indeks Dow Jones. Dari sisi eksternal, pelaku pasar memperhatikan gejolak politik di Irak akibat pergerakan militan Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL) yang belakangan ini semakin agresif.
Bloomberg melaporkan, korban jiwa yang mencapai 50 orang menjadi indikator panasnya situasi di Irak. Pelaku pasar memperkirakan konflik tersebut akan memengaruhi harga minyak mentah dunia. "Kami masih menunggu kepastian di Irak, meski upaya stabilisasi terus dilakukan," ujar Principal and Head Equity Trader William Capital Group LP, Stephen Carl.
Namun, di sisi lain, pelaku pasar masih mengantisipasi faktor fundamental. Yakni data ekonomi AS yang diyakini dari sisi moneter Bank Sentral AS mekhawatirkan pullback dalam jangka pendek.
Saham yang mengalami kejatuhan cukup dalam adalah emiten migas. Antara lain ExxonMobile Corp turun 1,6% dan Pioneer Natural Resources Co anjlok 4,8%.
© Copyright 2024, All Rights Reserved