Babak final Asia Pacifik (Apac) Predator League 2018 yang diadakan di Jakarta, Minggu (21/01) malam, menjadikan wakil Indonesia, Boom.lD juara kedua dilaga esport tersebut.
Babak final yang digelar sejak Jumat (19/01), seharusnya menjadi ajang balas demdam tim Indonesia yang sempat ditaklukkan tim Malaysia, Geek Fam dalam babak semifinal. Tapi impian tim Indonesia kandas, saat kembali ditaklukan oleh pasukan dari Malaysia dengan skor 2-1.
“Indonesia harus puas berada di posisi kedua pada turnamen esport pertama Acer ini. Meski demikian, ini menjadi prestasi tim Indonesia karena berhasil berduel kembali dengan Malaysia di grand final dan final,” kata Direktrur Acer Indonesia Herbert Ang kepada politikindonesia.com di Jakarta.
Menurutnya, pada ronde pertama duel dua tim tersebut, tim Indonesia terpaut skor yang cukup jauh. Di menit ke-14 tim Malaysia memperoleh skor hingga 18, dan Indonesia hanya 9. Tidak terjadi perubahan yang signifikan hingga menit ke-22, Malaysia berhasil mengumpulkan 34 kill dan Indonesia stagnan dengan 9 kill.
“Ronde pertama selesai dengan kemenangan tim Malaysia. Skor ronde pertama 1-0. Hal ini berubah di ronde kedua yang dimenangkan Indonesia. Ronde kedua berlangsung sangat lama. Hampir seluruh duel karakter yang dilakukan BOOM.ID berupa serangan bersama, bukan individu,” ulasnya.
Dijelaskan, alhasil ronde kedua selesai dengan catatan waktu hampi 60 menit. Tim Indonesia Berhasil mengumpulkan skor kill 47, membungkam tim Malaysia yang hanya 19 kill. Ronde ketiga pun dilakukan sebagai penentuan terakhir kedua tim. Sayangnya, kondisi di ronde pertama kembali terulang. Tim Malaysiamembuat selisih skor yang sangat jauh dari Indonesia.
“Hasil akhir, tim Malaysia keluar sebagai juara di laga Final melawan Indonesiadengan skor akhir 2-1. Malaysia menjadi juara pertama, kemudian di belakangnya ada Indonesia dan juara ketiga adalah tim Quid Pro Quo (QPQ) dari Filipina,” ungkapnya.
Sementara itu, Managing Director Acer Malaysia, Ricky Tan mengatakan, kemenangan tim Malaysia ini menandai keunggulan dan strategi mereka dengan mengalahkan semua pesaingnya dan membuat Malaysia bangga. Oleh sebab itu, pihak akan terus mendukung komunitas game di Malaysia melalui produk serta membina tim dengan potensi menuju bintang internasional.
“Kami sangat senang Geek Fam dari Malaysia telah menaklukkan Apac Predator League 2018 yang pertama. Saya yakin kemenangan ini akan memberikan inspirasi tidak hanya untuk tim Malaysia, namun juga bagi banyak penggemar game di Malaysia. Kami percaya bahwa etos game terus meningkat, terutama di kalangan generasi muda,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, President Acer Asia Pasifik, Andrew Hou berharap dengan berakhirnya turnamen ini dapat menjadi inspirasi generasi muda di kawasan Asia Pasifik. Pihaknya juga akan terus mendukung bakat mereka dan memeliharanya untuk meraih kesuksesan sebaik mungkin. Karena pada tahun 2019, kegiatan serupa akan kembali digelar di Thailand dengan tim dan inovasi yang baru.
“Ini bukanlah akhir dari perjalanan kami, melainkan awal dari tantangan berikutnya. Pada 2019, kami akan memperluas turnamen ini di 14 negara Asia Pasifik dengan Thailand sebagai tuan rumah Asia Pacific Predator League 2019. Dengan jangkauan yang lebih luas, kami akan sepenuhnya mendukung peserta untuk memanfaatkan line-up dari Predator dan memenangkan pertarungan,” ucapnya.
Diakui, pihaknya sangat berbangga karena Predator League 2018, kompetisi esport pertamanya bisa berjalan sukses dan meriah semua berkat dukungan dari seluruh pihak. Merupakan suatu kehormatan, pihak untuk dapat terus menyelenggarakan kompetisi regional berkelas dunia ini di Indonesia.
“Kami akan terus berupaya untuk bisa berkontribusi besar terhadap perkembangan industri game. Sekali lagi, kami ucapkan selamat kepada tim Malaysia yang telah berhasil membuktikan diri sebagai tim terbaik dalam pelaksanaan Apac Predator League 2018 pertama ini. Karena ini bukanlah akhir dari perjalanan kami, melainkan awal dari tantangan berikutnya,” tutup Andrew.
© Copyright 2024, All Rights Reserved