Bencana longsor terjadi di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bali, pada Kamis (09/02) malam. Sedikitnya empat rumah rusak dan tujuh orang dinyatakan meninggal dunia karena tertimbun.
Informasi yang dirilis Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (10/02) menyebutkan, selain korban meninggal tercatat ada 2 korban luka berat dan 2 luka ringan.
"Tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi semua korban baik meninggal maupun luka-luka," terang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Nama korban yang meninggal dunia, adalah Jro Balian Resmi (33), Jro Balian Kadek Sriasih (7), Komang Agus Putra Santi (1), I Gede Sentana (40) Luh Bunga (40) Kadek (20) Ni Luh Susun (40).
Sedangkan Korban yang mengalami luka berat, atas nama Budi (17) dan Komang (14) dirujuk ke RS Bangli. Sementara 2 korban luka ringan yakni Kadek Ardi (9) dan Jro Alep (30).
Dijelaskan, longsor dipicu curah hujan yang ekstrem dengan intensitas 145 mm per hari. Hujan di kawasan Bali ini disebabkan karena adanya tekanan rendah pada massa udara di seluruh Indonesia dan menyebabkan pertumbuhan awan-awan hujan di sekitar Bali.
"BMKG Bali melaporkan bahwa adanya tekanan rendah 984 mb di Australia Barat, berdampak signifikan menyebabkan aliran massa udara di seluruh Indonesia didominasi oleh Angin Baratan yang bersifat basah. Suhu muka air laut di sekitar Bali masih hangat sekitar 28 derajat celcius yang berkontribusi bagi pertumbuhan awan-awan hujan di sekitar Bali," jelas Sutopo.
Diprediksikan hujan lebat masih akan mengguyur wilayah Bangli, Jembrana, Buleleng, Tabanan, Gianyar, dan Badung hingga 11 Februari 2017. "Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dari longsor, banjir dan puting beliung," tandas Sutopo.
© Copyright 2024, All Rights Reserved