PT Jasa Marga (JSMR) telah mengeksekusi transaksi senilai Rp15,32 triliun. Transaksi itu Merupakan aksi korporasi equity financing di PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT), yang merupakan suatu perusahaan terkendali secara langsung oleh perseroan.
Dalam keterbukaan informasi Badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang pengusahaan jalan tol Jasa PT Marga, yang dikutip Jumat (18/10/2024), disebutkan, transaksi tersebut dilakukan pada 27 September 2024.
Sebelumnya telah dilaksanakan penandatanganan sehubungan dengan pengalihan kepemilikan saham di JTT milik perseroan sebanyak 6.200.042 lembar saham atau ekuivalen dengan 30,18% total jumlah saham di JTT kepada PT Margautama Nusantara (MUN), PT Metro Pacific Tollways Indonesia Sevides (MPTIS), dan Warrington Investment Pte., Ltd (WIPL), serta, penerbitan saham baru okeh JTTsebanyak 1.208.585.244 lembar saham kepada MPTIS. Sehingga proporsi saham perseroan dia JTT terdilusi sebesar 3,82%.
MUN menyerap 921,30 juta saham JTT dari Jasa Marga. Lalu, MPTIS kebagian 3 miliar saham JTT milik Jasa Marga. Warrington Investment menyerok 2,27 miliar saham JTT milik Jasa Marga. Kemudian, MPTIS menyerap 1,2 miliar saham baru JTT senilai Rp2,5 triliun.
Transaksi itu, membuat porsi kepemilikan saham perseroan pada JTT tersisa 65%. Mengalami perosotan sekitar 34% dari sebelum transaksi 99%.
Divestasi saham 34% JTT itu, kombinasi divestasi saham lawas 30,18%, dan penerbitan saham baru JTT senilai Rp2,5 triliun, yang mendilusi kepemilikan saham perseroan di JTT 3,82%.
Selanjutnya, MUN mengemas 20,3% saham JTT, MPTIS menggenggam 10,46% saham JTT, dan WIPL tidak kurang dari 4,24%.
Jasa Marga menyatakan, transaksi itu untuk mendanai sejumlah proyek. Beberapa tahun mendatang, perseroan masih melanjutkan pembangunan 5 ruas jalan tol baru, dan dua ruas potensial yang tengah dijajaki.
Dana segar itu, akan digunakan oleh perseroan untuk mengurangi porsi utang di level induk yang akan menjaga gearing ratio perseroan, dan membuka ruang untuk tambahan utang yang akan digunakan untuk membangun ruas-ruas baru.
Lalu, dana dari penerbitan saham baru JTT Rp2,5 triliun, untuk buyback reksadana penyertaan terbatas (RDPT) Mandiri infrastruktur ekuitas transjawa (MIET), dan kontrak investasi kolektif dana infrastruktur (KIK Dinfra).
Buyback RDPT-MIET telah dilakukan pada 2023 senilai Rp1,8 triliun, dan KIK Dinfra akan tuntas pada 2024 dengan nilai total Rp0,7 triliun melalui bridging loan. Oleh karena itu, JTT butuh dana senilai Rp2,5 triliun dari equity financing untuk mengganti porsi utang yang digunakan mendanai buyback RDPT MIET, dan KIK-Dinfra. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved