Tempat kelahiran Soekarno, Presiden pertama republik Indonesia, kini ramai menjadi perbicangan. Dimanakah sebenarnya, tempat kelahiran sang proklamator itu. Di Blitar atau Surabaya?
Adalah pernyataan Presiden Joko Widodo saat peringatan hari lahir Pancasila, di Alun-alun Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (01/06) lalu yang menjadi sumber perdebatan. Membacakan pidato dengan teks, Jokowi mengatakan, “Setiap kali saya berada di Blitar, kota kelahiran Proklamator kita, Bapak Bangsa kita, Bung Karno, hati saya selalu bergetar."
Pernyataan Jokowi yang menyebut Soekarno lahir di Blitar inilah yang kemudian menimbulkan perdebatan. Pasalnya, sejumlah sumber dan literatur menyebutkan, Bung Karno lahir di Kota Surabaya. Ia lahir di pada 6 Juni 1901 dengan nama Koesno Sosrodijardjo anak dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dengan Ida Ayu Nyoman Rai.
Blitar hanyalah tempat Soekarno dikebumikan setelah wafat di Jakarta, 20 Juni 1971.
Bahkan pada Juni 2011, dipelopori Soekarno Institute, sebuah prasasti sebagai penanda tempat kelahiran Soekarno dipasang di Jalan Pandean IV Nomor 40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur. Prasasti itu ditandatangani Walikota Surabaya saat itu, Bambang Dwi Hartono.
Di media sosial, pernyataan Jokowi ini menjadi ispirasi netizen untuk membuat berbagai macam meme lucu yang mengkritik pernyataannya tentang tempat kelahiran Soekarno itu. Akun @jokowi_do2 juga menjadi sasaran bully para netizen.
Netizen menyayangkan pernyataan Jokowi yang seolah tak mengerti sejarah. "Woee jangan asbun, Bung Karno bukan lahir di Blitar, tapi Surabaya. Ampun dah," cuit Muslihun dalam akun Twitter-nya @lihubonna.
Akun @DDanoko justru menggiring netizen untuk mengkritik Jokowi. "Lulung dibully gara2 salah sebut UPS-USB. Jokowi salah sebut kota kelahiran Bung Karno dibully gak?" kata dia.
Ada pula akun @teguhjo yang mengritik penulis naskah pidato itu. "Pak @jokowi_do2, Penulis pidato Bapak harus ditertibkan! Blitar bukan tempat lahir BK," tulisnya.
Sedangkan akun @maspiyungan memberi komentar sedikit sarkasme: “bukan salah jokowi, salah sukarno kenapa lahirnya bukan di blitar :D," tulisnya.
Anggota DPR dari Fraksi PDIP, Effendi Simbolon, meminta Presiden Joko Widodo segera meminta maaf pada publik atas kesalahannya dalam penyebutan tempat lahir Soekarno.
“Jokowi sebagai Presiden harus minta maaf. Bayangkan, bagaimana kita mau ikuti presiden kalau presidennya saja salah," ujar Effendi kepada pers di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (26/05).
Effendi meminta Jokowi menjelaskan, bagaimana kesalahan itu bisa terjadi. Ia dapat memaklumi jika kesalahan ini akibat keseleo lidah. Namun, apabila itu terjadi karena kesalahan dalam penulisan naskah pidato, ia menilai kesalahan itu fatal.
“Lebih fatal lagi dibacakan oleh Presiden tanpa ada koreksi. Artinya, Presiden juga tidak tahu kalau itu salah. Presiden tidak tahu tempat kelahiran Bung Karno," ujar anggota Komisi I DPR ini.
Effendi menyayangkan kejadian itu karena Jokowi adalah kader dan didukung oleh PDIP, partai yang dekat dengan sosok Bung Karno. Seharusnya, seluruh kader PDIP mengerti luar dalam mengenai sosok Proklamator itu. “Jangan-jangan dia juga enggak tahu Nawacita itu apa," ujar Effendi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved