Presiden Joko Widodo meminta dilakukan langkah perbaikan yang sistemik dan menyeluruh terhadap penyeberangan antar Pelabuhan Bakauheni, Lampung dan Merak, Banten. Dengan demikian waktu tempuh di gerbang yang menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa itu dapat lebih singkat.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memimpin rapat terbatas mengenai evaluasi pelaksanaan proyek strategis nasional dan program prioritas di Provinsi Lampung, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (06/03). Rapat tersebut juga dihadiri Gubernur Lampung M Ridho Ficardo.
Jokowi mengungkapkan sejumlah persoalan di pelabuhan itu. "Mulai dari waktu tunggu sandar yang masih agak lama, sarana prasarana pendukung yang kurang representatif dan masih rendahnya aksesibilas menuju ke pelabuhan."
Gubernur Lampung Ridho Ficardo menyadari harus ada perbaikan layanan, khususnya terkait waktu tempuh antara Bakauheni-Merak dan sebaliknya. Apalagi dengan sudah dibangunnya tol lintas Sumatera.
"Dengan adanya jalan tol di Provinsi Lampung, begitu bagusnya jalan, yang kami khawatirkan di Merak-Bakauheni terjadi bottlenecking," ujar Ridho usai rapat.
Dikatakan Ridho, Merak-Bakauheni dan sebaliknya sebenarnya bisa ditempuh dalam waktu hanya satu jam. Hal ini dibuktikan saat pertama kali Jokowi kunjungan kerja ke Lampung, November 2014 lalu.
Saat itu, kapal Roro yang ditumpangi Jokowi hanya butuh waktu satu jam untuk menyebrang dari Merak ke Bakauheni. Namun, karena waktu tunggu yang lama, umumnya masyarakat harus menghabiskan waktu hingga 3-4 jam untuk menyeberang. "Artinya kalau bisa untuk Presiden, kenapa tidak bisa untuk masyarakat umum?" ujar Ridho.
Lebih jauh, Gubernur Lampung ini menengarai masalah waktu tempuh ini bisa diatasi dengan memisahkan antara kapal yang mengangkut orang dan barang. Kemungkinan akan ada kenaikan tarif untuk penambahan kapal hingga perbaikan dermaga pelabuhan. "Mungkin tarif naik sedikit enggak apa-apa asal ada peningkatan kualitas," tandas Ridho.
© Copyright 2024, All Rights Reserved