Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Indonesia baru berniat gabung (intend to joint) dengan Trans-Pacific Partnership (TPP). Pernyataan ini awalnya sudah disampaikan Jokowi saat bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama, pada bulan Oktober 2015.
"Tapi ini perlu saya sampaikan bawah prosesnya masih panjang, mungkin bisa dua atau tiga tahun. Proses ini masih panjang, perlu waktu," kata Jokowi di Miramonte Resort, Indian Wells, California, Selasa (16/02).
Jokowi mengatakan, bahkan sebelum mempertimbangkan TPP, Indonesia akan melihat terlebih dahulu Free Trade Agreement (FTA) dengan Uni Eropa. "Itu pun perlu proses yang memerlukan waktu, bukan hanya sebulan, dua bulan, mungkin sampai 2-3 tahun. Ini perlu proses yang panjang," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, hal terpenting dalam pengambilan keputusan bergabung dalam suatu perjanjian perdagangan adalah perlunya kehati-hatian dalam mengkalkulasi, menghitung untung dan rugi bagi kepentingan nasional.
"Semua dikalkulasi dan ini masih dalam proses. Kami ke sini tidak ada urusannya dengan TPP, kita ke sini untuk US-ASEAN Summit," kata Jokowi.
Sementara, Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, sebelum adanya keputusan resmi, masih harus dilakukan proses yang panjang, yang mencakup proses teknis dan politis.
"Negara-negara pendiri TPP juga belum ratifikasi, baru kesepakatan tapi mereka harus melewati proses 12 parlemen untuk meratifikasi," jelas Lembong.
© Copyright 2024, All Rights Reserved