Kementerian Pertanian (Kementan) mengampanyekan konsumsi produk ayam dingin segar. Kampanye yang berlangsung mulai Oktober 2107 hingga Juni 2017 ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan kesehatan pangan yang dikonsumsi masyarakat. Sehingga kualitas dan kesehatan pangan masyarakat Indonesia meningkat.
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, Sri Mukartini mengatakan selama ini masyarakat sudah terbiasa mengonsumsi ayam potong segar yang tanpa proses pendinginan, terlebih di pasar tradisional. Padahal, ayam potong tersebut memiliki kualitas yang kurang baik dibandingkan dengan ayam potong yang disimpan dalam pendingin.
"Perlunya kita mengkonsumsi ayam dingin segar karena pangan yang berasal dari hewan itu mudah rusak dan berpotensi menularkan penyakit ke manusia. Cara mencegahnya dengan proses pemotongan yang higienis dan sistem rantai dingin," katanya kepada politikindonesia.com di Kantor Kementan Jakarta, Jumat (14/10).
Menurutnya, pentingnya sistem rantai dingin, antara lain untuk menjaga kesegaran pangan, memperpanjang masa kedaluwarsa dan untuk menjaga pangan terhadap kontaminasi dari bakteri. Karena ayam yang baru dipotong hanya dapat disimpan di suhu ruangan selama empat jam. Setelah lebih dari empat jam, ayam potong itu harus didinginkan.
"Untuk masyarakat yang hobi makan ayam sebaiknya memilih ayam dingin segar. Lantaran lebih aman dan sehat untuk dikonsumsi. Sehingga dalam program kampanye ini, kami ingin sekali masyarakat mulai berpindah dari mengonsumsi ayam potong ke ayam dingin segar," ujarnya.
Dari sisi produsen, dijelaskan, rumah potong hewan harus memiliki izin dan proses pemotongannya sesuai aturan yang berlaku. Mulai dari tempat, alat hingga produk. Sehingga menghasilkan kebersihan lingkungan, kesehatan produk dan kesehatan konsumen. Karena pihaknya akan melakukan sosialisasi rantai distribusi dingin kepada pelaku usaha rumah potong hewan dan pedagang pasar.
"Kami akan segera melakukan sosialisasi kepada para pedagang pasar agar menggunakan sistim rantai distribusi dingin dengan menggunakan cold storage. Sosialisasi ini berisi informasi bagaimana ayam dingin segar diproses dari rumah potong hingga ke meja makan serta cara terbaik untuk memilih, menyimpan dan mengolah ayam dingin segar," paparnya.
Diakuinya, kampanye ini tak lepas dari tujuan Indonesia untuk swasembada protein, khususnya dari protein ayam. Apalagi, saat ini produksi daging ayam nasional melimpah. Stoknya mencapai 225.000 ton atau dua kali lipat dari kebutuhan daging ayam secara nasional yang hanya 112.000 ton. Dengan tingkat konsumsi pada tahun 2015 mencapai 9,15 kilogram per kapita per tahun.
"Dibandingkan Malaysia, Indonesia kalah jauh karena negara tetangga itu mengkonsumsi ayam sebanyak 36 kilogram per kapita per tahun. Walau begitu, Indonesia segera mengekspor produksi ayam yang dimiliki saat ini. Kita sudah mengekspor ayam ke Vietnam dan segera akan mengekspor lagi ke Jepang," ucapnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved