Kanada secara resmi mengakhiri operasi militernya di Afghanistan. Penghentian operasi ditandai dengan penutupan misi pelatihan kecil di Kabul, Rabu (12/03). Yakni tiga tahun setelah pasukan tempurnya ditarik.
Sebelumnya, pada tahun 2001, Kanada mengirimkan pasukan ke Afghanistan dan terlibat dalam pertempuran sengit dengan gerilyawan Taliban di wilayah selatan yang bergolak di negara tersebut hingga 2011.
"Hari ini (kemarin), setelah lebih dari 12 tahun dan pengerahan lebih dari 40.000 anggota Angkatan Bersenjata Kanada, misi kami di Afghanistan ditutup," kata Kepala Staf Pertahanan Jenderal Tom Lawson.
Lawson mengatakan, dirinya melihat misi yang telah dijalankan Kanada dengan bangga karena tahu bahwa melalui upaya-upaya yang dilakukan pasukan Kanada telah membantu rakyat Afghanistan memiliki harapan akan masa depan yang lebih terang dan aman.
Upacara penurunan bendera dilakukan di markas besar Pasukan Pembantu Keamanan Internasional (ISAF) di Kabul. Selama menjalankan misi di Afghanistan sebanyak 160 personel Kanada kehilangan nyawa dalam konflik tersebut.
"Kanada memainkan peranan penting dalam mengamankan Provinsi Kandahar dan memberikan dampak strategis di seluruh negeri melalui sumbangan mereka ke misi pelatihan NATO," kata komandan ISAF Jenderal Joseph Dunford.
Pemerintah Kanada telah menjanjikan US$330 juta (Rp3,7 triliun) untuk membantu pengembangan tentara dan kepolisian Afghanistan serta US$227 juta (Rp2,5 triliun) dalam bentuk bantuan pembangunan untuk periode 2015 hingga 2017.
Afghanistan akan menggelar pemilihan umum pada 5 April. Presiden Afghanistan berikutnya akan menghadap percobaan era baru di saat tentara dan polisi Afghanistan akan turun untuk melakukan tugas pengamanan setelah 53.000 anggota pasukan tempur NATO yang masih ada saat ini akan meninggalkan negara itu pada bulan Desember 2014, sementara pendanaan internasional ditolak.
© Copyright 2024, All Rights Reserved