Pola gerakan dan sasaran pelaku teror di Tanah Air makin beragam. Kali ini, tiga teroris merancang pembunuhan terhadap Kepala Negara, dan para pejabat tinggi negara. Mereka, Deni Suranto, Tono alias Rahmat dan Pandu, berniat membunuh Presiden, dan para petinggi negara saat upacara peringatan Hari Kemerdekaan.
"Ketiga teroris itu sudah ditangkap hidup-hidup. Mereka yang merencanakan melakukan pembunuhan terhadap RI 1," kata Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri dalam keterangan pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (14/05).
Ketiga teroris ini diketahui terlibat dalam ledakan bom, dengan cara bom bunuh diri Dani Dwi Permana dan Nanan Ikhwan Maulana. Kapolri menyebutkan, ketiga orang itu terlibat dalam ledakan di dua hotel mewah JW Marriott dan Ritz Carlton, 17 Juli 2009.
Saat mengungkap kasus tersebut hampir setahun lalu, Kapolri Bambang Hendarso Danuri juga menyebutkan tentang adanya rencana pembunuhan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Cuma saja dokumen yang ditampilkan, berupa gambar latihan kemiliteran, dan tembak menembak dengan sasaran foto Presiden SBY, dianggap tak akurat.
Kapolri kembali memastikan, memang ada rencana pembunuhan terhadap Kepala Negara itu. Cuma saja, kali ini ditambah sasaran para pejabat tinggi negara. Eksekusi dilakukan saat perayaan HUT ke-65 Kemerdekaan RI. Presiden, dan para pejabat akan ditembak dari jarak jauh, dengan senjata laras panjang.
"Suhardi alias Usman, alias Rusiken Nur, ditugaskan mengambil senjata 21 pucuk, termasuk laucher penembakan jarak jauh untuk upacara 17 Agustus," kata Bambang Hendarso.
Info penting tersebut diperoleh polisi dari hasil penggerebekan teroris di Cikampek, dan Bekasi. Dari situ diperoleh nama tiga teroris yang merencanakan pembunuhan Presiden tersebut. Dari hasil pengembangan pemeriksaan ketiganya juga, polisi membongkar kamp latihan militer teroris di Aceh.
"Ketiga orang ini telah mengakui mempersiapkan bom untuk Presiden," kata Kapolri dalam jumpa pers, yang juga dihadiri Menko Polhukam Djoko Suyanto.
Rupanya, para teroris berniat melakukan penggantian pemerintahan, dengan cara kekerasan. Menurut Kapolri, dari hasil penyidikan itu diketahui, dengan membunuh semua pejabat negara, para teroris bisa segera melengserkan pemerintahan. Dengan tidak adanya semua pejabat negara, kata dia, kelompok teroris akan mendeklarasikan pemerintahan mereka saat itu juga.
Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan, temuan pihak kepolisian seperti disampaikan Kapolri Bambang Hendarso itu, tak boleh dipandang sebelah mata. Info tersebut, kata mantan Panglima TNI itu, tak bisa diabaikan. Masyarakat, dan aparat keamanan, kata dia, harus terus meningkatkan kewaspadaan.
Seperti Mumbai
Dalam beberapa hari ini, pihak Densus 88 Polri berhasil menangkap sejumlah orang yang disebut-sebut sebagai teroris. Penangkapan dilakukan di sejumlah tempat. Seperti di Cililitan Jakarta Timur, Cikampek Jawa Barat dan Solo Jawa Tengah.Beberapa di antaranya tewas tertembak, karena disebut-sebut melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.
Kapolri memastikan, kelompok teroris yang ditangkap di sejumlah tempat itu, terkait dengan kelompok teroris yang dibekuk di Pegunungan Jalin Janto, Aceh, beberapa waktu lalu. Kelompok yang diduga teroris itu, kata polisi, sudah menyiapkan sejumlah rencana serangan sejumlah orang penting, terutama Jakarta. Tagert mereka, menguasai tempat-tempat berkumpulnya warga asing di Ibu Kota.
"Menguasai hotel yang terdapat kelompok tertentu seperti Mumbai," kata Bambang Hendarso Danuri.
Selain merencanakan pembunuhan terhadap Presiden, dan para pejabat negara, menurut Kapolri, mereka juga berniat menyerang warga asing. Rencana penyerangan juga akan dilakukan terhadap tamu negara asing yang termasuk tamu VVIP.
"Setelah itu mereka mendeklarasikan berdirinya tanzim alqaidah telah berdiri di Indonesia," tegas Kapolri.
© Copyright 2024, All Rights Reserved