Kementerian Pertanian berusaha menumbuhkan wirausahawan muda bidang pertanian dilakukan dengan memadukan kegiatan penyuluhan, pelatihan, dan pendidikan pertanian. Untuk mewujudkan itu, Kementerian Pertanian mengagas program Gerakan Pemberdayaan Pertanian Terpadu (GPPT) dan Penumbuhan Generasi Muda di bidang pertanian.
“Indonesia adalah negara tropis yang punya potensi besar mencapai kedaulatan dan kemandirian pangan. Kita punya peluang tanam yang tidak tergantung pada musim dan kita bisa menghasilkan produksi tanam baik pada musim hujan atau panas. Tapi semua itu masih tergantung bagaimana kita menyikapinya," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementan, Pending Dadih Permana kepada politikindonesia.com, di Kantor Kementerian Pertanian, Kamis (19/05).
Menurutnya, saat ini pihaknya fokus menangani peningkatan produksi. Karena kendala yang masih dihadapi adalah kesulitasn tenaga kerja dan alam untuk membantu petani mempercepat olah tanah, panen dan menekan losis. Selain itu, penyuluh yang ada disentra produksi juga harus bisa mengawal produksi dengan baik, tanam serempak bisa dilakukan
“Yang penting mekanisasi, benih, pupuk dan pendampingan dari penyuluh bisa dilakukan, sehingga bisa menurunkan biaya olah tanah dan cost produksi bisa relatif lebih kecil. Panen dengan menggunakan mekanisasi untuk mengurangi losis. Sehingga saat panen nanti tidak ada lagi gabah yang tercecer, semuanya sudah bisa dibawa pulang oleh petani," ujarnya.
Dijelaskan, sasaran akhir GPPT melalui pemberdayaan SDM Pertanian secara terpadu mampu menumbuhkan dan mengembangkan kelembagaan petani dan kelompok tani yang menjadi kelembagaan petani yang berbadan hukum. Sehingga GPPT yang dimulai tahun ini, dapat meningkatkan kualitas dan peran serta sumberdaya manusia pertanian. Salah satunya menjadikan generasi muda sebagai petani modern.
“Memang petani merupakan profesi yang jarang diminati generasi muda Indonesia. Petani kerap diidentikkan dengan kemiskinan dan terbelakangan dalam segala hal. Karena itu, anak mudah Indonesia justru lebih bangga bekerja di kantor meskipun dengan gaji kecil, ketimbang menjadi petani dengan penghasilan besar," paparnya.
Ditambahkan, untuk mendorong generasi muda terjun sebagai petani modern, pihaknya membagikan sejumlat alat-alat pertanian dan teknologi pertanian. Karena masuknya teknologi ke bidang pertanian dinilai mampu menarik generasi mudah menjadi petani yang modern.
"Kami akan mendorong generasi muda menjadi petani. Untuk itu, kami bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) dan sejumlah universitas lain. Jadi kami bekerjasama dengan semua Perguruan Tinggi yang mempunyai Fakultas Pertanian," imbuhnya.
Diungkapkan, ke depannya, pihaknya akan menelusuri dan menyeleksi mahasiswa yang potensial. Kemudian, dibina selama tiga tahun agar menjadi seorang entrepreneur (pengusaha) yang bergerak di bidang bisnis pertanian. Bisa mulai dari sisi hulu maupun hilir atau pun budi dayanya. Karena dengan masuknya generasi muda yang cerdas dan modern ke bidang pertanian, pihaknya optimis bidang pertanian di Indonesia akan terus berkembang dan menjadikan Indonesia swasembada pangan.
"Selama ini, Indonesia masih mengimpor sejumlah komoditas pertanian untuk kebutuhan dalam negeri. Namun, jika generasi muda jadi petani maka mereka akan menjadi petani yang mampu membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas. Itulah yang menjadi harapan kami saat ini," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved