Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meluncurkan program pesan singkat (SMS) peringatan bencana. Program ini menggandeng 4 operator seluler yaitu Telkomsel, XL Axiata, Indosat Ooredo dan Hutchison 3 Indonesia (Tri).
Peluncuran program tersebut dilakukan di Jakarta, Senin (21/21), yang dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Kepala BMKG Andi Eka Sakya.
Rudiantara mengatakan, pelaksanaan program SMS kebencanaan tersebut merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman yang telah ditandatangani dengan BMKG beberapa bulan sebelumnya.
Kesepakatan kerja sama tersebut tertuang dalam surat bernomor 826/Kominfo/DJPPI/HK.03.02/05/2015 dan KS.301/011/SU/V/2015 tentang Pemanfaatan Sistem Telekomunikasi Khusus dalam Rangka Penyebaran Informasi Peringatan Dini Cuaca Ekstrem, Tsunami dan Informasi Gempa Bumi.
Kepala BMKG Andi Sakya menambahkan, SMS peringatan bencana ini diharapkan dapat mengurangi korban jiwa maupun kerugian materiil akibat bencana alam. Hal ini mengingat, Indonesia berada di "cincin api" dan berpotensi bencana yang tinggi. "Sekitar 57 persen daerah di Indonesia berada di daerah rawan bencana," katanya.
Dalam program ini, BMKG nantinya akan menjadi sumber informasi tentang kebencanaan, seperti peringatan dini bencana baik gempa bumi maupun tsunami dan cuaca ekstrem.
Informasi BMKG tersebut nantinya akan disalurkan ke Kementerian Kominfo, untuk kemudian dilanjutkan kepada para operator. Para operator akan mengirimkan informasi tersebut dalam bentuk pesan singkat (SMS) kepada para pelanggannya di daerah (kabupaten dan kota) terdampak bencana. Sms ini pun gratis, tidak dikenai biaya.
Misal bencana gempa di Kabupaten Garut maka warga Garut akan mendapatkan SMS informasi tersebut. Hal ini guna mengurangi kepanikan masyarakat di luar daerah terdampak akibat informasi bencana itu.
Andi menambahkan, jarak waktu antara informasi yang diberikan BMKG ke Kominfo hingga SMS yang tersebar ke masyarakat tidak lebih dari 5 menit.
“Waktu penyampaian ini semakin cepat semakin baik. Kita ingin seperti Jepang yang tidak lebih dari 2 menit, sehingga ada golden time (waktu emas) bagi masyarakat untuk bersiap menghadapi bencana," katanya.
Sementara itu, dalam uji coba yang dilaksanakan pada kesempatan tersebut, tercatat waktu tak lebih dari 2 menit info bencana dapat tersampaikan visa SMS.
"Namun kita perlu ingat ini hanya uji coba, bukan dalam kondisi bencana sesungguhnya. dan kita perlu terus-menerus untuk menguji coba sistem ini," ujar Rudiantara.
© Copyright 2024, All Rights Reserved