Sebanyak 18 orang meninggal akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Bali selama Januari hingga April 2015. Selama kurun waktu tersebut tercatat ada 5.249 kasus demam berdarah. Pada periode yang sama tahun sebelumnya (2014) tercatat 3.970 kasus dengan angka kematian hanya 9 orang. Berarti kasus DBD di Bali melonjak 100 persen.
"Kasus kematian akibat DBD di Bali saat ini tergolong masih tinggi. Dimana kematian akibat DBD Januari hingga April 2015 dua kali lipat dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, di Denpasar, Rabu (03/06).
Menurut Ketut, kasus meninggal akibat DBD pada umumnya terjadi karena terlambat mendapatkan penanganan. Selain itu, penderita yang datang ke fasilitas kesehatan sudah dalam kondisi Dengue Syok Sindrom (DSS).
“Penderita harus mendapatkan penanganan berupa istirahat yang cukup, pemberian vitamin dan obat penurun panas serta pemberian cairan yang cukup,” kata Ketut.
Terhadap hal ini, masyarakat harus berperan aktif di lingkungan masing-masing untuk memutus rantai nyamuk agar tidak bekembangbiak. Untuk memutus perkembangbiakan nyamuk, dapat dilakukan dengan 3M plus yakni menguras, menutup penanganan air serta memanfaatkan barang bekas.
“Juga perlu membubuhkan bubuk abate di tempat penampungan air dan secara biologis dapat dengan pemberian ikan pemakan jentik,” pungkas Ketut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved