Untuk kesekian kalinya berita penyadapan terungkap, kali ini Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) memata-matai perusahaan perangkat telekomunikasi asal Cina, Huawei. Dalam aksinya NSA meretas ke dalam jaringan servernya dan juga menyadap aliran komunikasi para petinggi perusahaan tersebut.
Berdasarkan dokumen bocoran dari Edward Snowden, yang dikutip surat kabar The New York Times dan majalah Der Spiegel, operasi tersebut bernama sandi "Shotgiant" dan dilancarkan pada 2007.
Salah satu metode yang digunakan NSA dalam operasi intelijen tersebut adalah dengan membuat "pintu belakang" langsung ke jaringan telekomunikasi Huawei, dan bahkan mencuri sumber kodenya.
NSA melakukan penyadapan tersebut agar bisa memantau komputer dan jaringan melalui perangkat buatan Huawei, yang saat ini banyak digunakan di negara sasaran utama intelijen AS seperti Iran, Afghanistan, Pakistan, Kenya, dan Kuba.
"Banyak dari target kami berkomunikasi menggunakan produk Huawei, kami ingin memastikan bahwa kami tahu cara untuk memonitor produk-produk ini," demikian isi dokumen NSA yang dikutip oleh New York Times dan Der Spiegel.
Operasi "Shotgiant" juga membidik pejabat Huawei sebagai sasaran mata-mata. Kabarnya NSA melancarkan penyadapan itu dengan sukses dimana mereka memiliki akses ke sebagian besar email milik pegawai Huawei. Tujuannya adalah menyedliki kaitan para pejabat itu dengan tentara Cina, People's Liberation Army (PLA).
"Kami telah memiliki akses sangat baik dan begitu banyak data yang kami tidak tahu apa yang akan kami lakukan dengan itu," demikian isi dokumen internal NSA.
Namun dokumen tersebut tidak menyebutkan apakah NSA berhasil mengungkap hubungan antara Huawei dengan PLA.(ar)
© Copyright 2024, All Rights Reserved