Protes yang disampaikan Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), atas pembangunan gedung baru dianggap aneh oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie. Dia mengaku tidak mengenal Fadli Zon di DPR. Yang ada adalah fraksi Gerindra.
Atas tudingan Fadli bahwa pimpinan DPR telah melakukan pembohongan publik, Marzuki justru meminta Fraksi Gerindra memeriksa anak buahnya di DPR. "Ada-tidak anak buah kita yang tidak melakukan tugas. Kalau anak buah salah, hukum anak buahnya. Jangan bilang Ketua DPR melakukan kebohongan publik," ujar Marzuki di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (11/01)
Diterangkan Marzuki, selama ini Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga DPR Pius Lustrilanang adalah pemimpin rapat BURT sekaligus Panitia Kerja Bangunan Gedung Baru DPR. Pius berasal dari Gerindra. Marzuki mengaku dia hanya sebagai juru bicara yang meluruskan saja. Sebagian besar yang dikerjakan BURT pun, Marzuki mengaku tidak tahu.
"Waktu itu mereka mulai memutuskan untuk memulai tender pada November 2010. Saya yang minta disosialisasikan dulu. Fakta yang bicara, bukan ngalor ngidul. Mereka sudah mau ditender, sudah manggil Gubernur DKI Jakarta, Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Keuangan," ujar politisi Partai Demokrat itu.
Marzuki menyatakan bersedia membawa permintaan Gerindra untuk membatalkan rencana gedung baru DPR dalam forum rapat pimpinan Dewan dan Badan Musyawarah DPR. Namun, apa yang diributkan Fadli Zon, ia mengaku tak tahu harus menempuh mekanisme apa. "Saya tidak kenal Fadli Zon di DPR. DPR ini Fraksi Gerindra yang kita kenal," kata Marzuki.
Dikatakan Marzuki, surat protes Fraksi Gerindra tidak pernah sampai ke pimpinan DPR. Tapi bila Gerindra mengirimkan surat secara resmi, pimpinan Dewan siap membicarakannya.
Marzuki menegaskan, dia tidak punya ambisi sedikitpun terkait pembangunan gedung baru DPR itu. Karena itu, jika ada satu saja fraksi yang menolak pembangunan gedung baru, maka pembangunannya akan dibatalkan. "Saya ingin DPR satu suara bukan untuk kepentinga DPR. Tidak ada kepentingan parpol besar. Bagaimana saya menekan harga dari Rp1,8 triliun menjadi dibawah Rp1 triliun," terang Marzuki tentang andilnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved