Meskipun pamor Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menurun akhir-akhir ini, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri masih difavoritkan memenangi pemilu presiden langsung pada Pemilu 2004 mendatang. Rival Megawati paling kuat adalah Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Wakil Presiden Hamzah Haz.
Demikian antara lain hasil jajak pendapat yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), yang disampaikan Direktur Utamanya Denny JA, di Jakarta, Rabu (24/9). Jajak pendapat yang berlangsung 1 sampai 20 Agustus 2003 itu dilakukan di semua provinsi seluruh Indonesia minus Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan melibatkan 2.240 responden.
Menurut jajak pendapat itu, Ketua Umum PDI-P, SBY, dan Hamzah Haz adalah tiga bakal calon presiden (capres) yang siap bertanding pada "divisi utama". Artinya, ketiganya tidak mudah dikalahkan. Sedangkan nama-nama lain seperti Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung, mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Ketua MPR Amien Rais, Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Yusril Ihza Mahendra, cendekiawan Muslim Nurcholish Madjid, dan Menteri Kesejahteraan Sosial Jusuf Kalla adalah bakal capres yang bertanding pada "divisi dua". Bakal capres yang bertanding pada divisi ini mudah dikalahkan.
Ketika responden ditanya siapa yang paling layak jadi presiden bila pemilu diselenggarakan hari ini, Megawati mendapat 17,7 persen suara responden, SBY (11,8 persen), Akbar Tandjung (8 persen), Abdurrahman Wahid (7,9 persen), Hamzah Haz (7,8 persen), Amien Rais (7,3 persen), Yusril Ihza Mahendra (6,8 persen), Nurcholish Madjid (5,5 persen), Yusuf Kalla (2,7 persen), dan calon lainnya (2 persen).
Sementara yang paling favorit untuk maju ke putaran kedua bila pemilu berlangsung hari ini adalah Megawati (19,5 persen) dan SBY (12,9 persen). Kedua tokoh ini meninggalkan pesaing lainnya yang perolehan suaranya di bawah 10 persen seperti Akbar Tandjung (8,7 persen), Abdurrahman Wahid (8,6 persen), Hamzah Haz (8,8 persen), Amien Rais (7,9 persen), Yusril Ihza Mahendra (7,5 persen), Nurcholish Madjid (6 persen), Jusuf Kalla (3 persen) dan calon lainnya (2 persen). Sedangkan responden yang tidak menjawab sebesar 9,2 persen.
Menurut Denny JA, SBY termasuk tokoh paling fenomenal. Kendati bukan seorang ketua umum partai, dia dikenal luas oleh masyarakat (64,9 persen responden). Megawati dikenal 96,9 persen responden. Popularitas SBY ini disebabkan kepekaannya merespons berbagai isu dan persitiwa nasional, seperti penumpasan Gerakan Aceh Merdeka, terorisme, dan masalah Papua yang mendapat perhatian luas media massa.
SBY, kata Denny, adalah tokoh yang potensial bisa mengalahkan Megawati dalam pemilu mendatang. Asal, SBY didukung oleh partai-partai besar, seperti Partai Golkar. Partai Golkar dalam pemilu mendatang lebih sebagai king maker. "Siapa yang akan menjadi presiden mendatang dari ketiga calon itu tergantung pilihan dan perilaku Golkar. Apalagi tidak satu pun peserta konvensi Partai Golkar yang mendapat suara yang signifikan dari responden," tegas kolumnis di berbagai media massa itu.
Di Istana Wapres, Ketua Umum PPP Hamzah Haz menyatakan terima kasih atas keinginan PDI-P mencalonkannya kembali berduet dengan Megawati dalam komposisi jabatan yang ada, yaitu presiden dan wapres.
"Tentu untuk PPP me- rupakan suatu penghormatan. Namun tugas PPP sekarang adalah menyukseskan Pemilu 2004 dengan mengumpulkan suara sebanyak 35 persen.
Setelah meraih itu, kita akan bertanya kepada PDI-P atau partai mana saja, apa maunya. Di sanalah koalisi dapat terjadi. Tapi kalau belum lihat jumlah suara yang terkumpulkan, PPP belum bisa memutuskan sesuatu,' kata Hamzah Haz, Rabu (24/9).
Di Yogyakarta, Rabu (24/9) malam, Ketua Umum Partai Amnat Nasional (PAN) Amien Rais menegaskan, calon presiden (capres) dalam Pemilu 2004 mendatang hanya lima sampai enam orang saja. Mereka adalah Megawati Soekarnoputri, Hamzah Haz, Gus Dur, Akbar Tandjung, dan Amien Rais sendiri.
Pada kesempatan pembukaan kantor pusat Informasi Amien Rais (PIAR) di Jl Mangkubumi, Yogyakarta, Amien juga mengaku sudah mantap menjadi capres, karena alasan logis, yakni modal investasi politik yang telah dilakukan sejak reformasi. Antara lain pengalaman sebagai Ketua Partai, Ketua MPR, dan pernah memimpin Muhammadiyah.
Demikian antara lain hasil jajak pendapat yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), yang disampaikan Direktur Utamanya Denny JA, di Jakarta, Rabu (24/9). Jajak pendapat yang berlangsung 1 sampai 20 Agustus 2003 itu dilakukan di semua provinsi seluruh Indonesia minus Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan melibatkan 2.240 responden.
Menurut jajak pendapat itu, Ketua Umum PDI-P, SBY, dan Hamzah Haz adalah tiga bakal calon presiden (capres) yang siap bertanding pada "divisi utama". Artinya, ketiganya tidak mudah dikalahkan. Sedangkan nama-nama lain seperti Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung, mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Ketua MPR Amien Rais, Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Yusril Ihza Mahendra, cendekiawan Muslim Nurcholish Madjid, dan Menteri Kesejahteraan Sosial Jusuf Kalla adalah bakal capres yang bertanding pada "divisi dua". Bakal capres yang bertanding pada divisi ini mudah dikalahkan.
Ketika responden ditanya siapa yang paling layak jadi presiden bila pemilu diselenggarakan hari ini, Megawati mendapat 17,7 persen suara responden, SBY (11,8 persen), Akbar Tandjung (8 persen), Abdurrahman Wahid (7,9 persen), Hamzah Haz (7,8 persen), Amien Rais (7,3 persen), Yusril Ihza Mahendra (6,8 persen), Nurcholish Madjid (5,5 persen), Yusuf Kalla (2,7 persen), dan calon lainnya (2 persen).
Sementara yang paling favorit untuk maju ke putaran kedua bila pemilu berlangsung hari ini adalah Megawati (19,5 persen) dan SBY (12,9 persen). Kedua tokoh ini meninggalkan pesaing lainnya yang perolehan suaranya di bawah 10 persen seperti Akbar Tandjung (8,7 persen), Abdurrahman Wahid (8,6 persen), Hamzah Haz (8,8 persen), Amien Rais (7,9 persen), Yusril Ihza Mahendra (7,5 persen), Nurcholish Madjid (6 persen), Jusuf Kalla (3 persen) dan calon lainnya (2 persen). Sedangkan responden yang tidak menjawab sebesar 9,2 persen.
Menurut Denny JA, SBY termasuk tokoh paling fenomenal. Kendati bukan seorang ketua umum partai, dia dikenal luas oleh masyarakat (64,9 persen responden). Megawati dikenal 96,9 persen responden. Popularitas SBY ini disebabkan kepekaannya merespons berbagai isu dan persitiwa nasional, seperti penumpasan Gerakan Aceh Merdeka, terorisme, dan masalah Papua yang mendapat perhatian luas media massa.
SBY, kata Denny, adalah tokoh yang potensial bisa mengalahkan Megawati dalam pemilu mendatang. Asal, SBY didukung oleh partai-partai besar, seperti Partai Golkar. Partai Golkar dalam pemilu mendatang lebih sebagai king maker. "Siapa yang akan menjadi presiden mendatang dari ketiga calon itu tergantung pilihan dan perilaku Golkar. Apalagi tidak satu pun peserta konvensi Partai Golkar yang mendapat suara yang signifikan dari responden," tegas kolumnis di berbagai media massa itu.
Di Istana Wapres, Ketua Umum PPP Hamzah Haz menyatakan terima kasih atas keinginan PDI-P mencalonkannya kembali berduet dengan Megawati dalam komposisi jabatan yang ada, yaitu presiden dan wapres.
"Tentu untuk PPP merupakan suatu penghormatan. Namun tugas PPP sekarang adalah menyukseskan Pemilu 2004 dengan mengumpulkan suara sebanyak 35 persen.
Setelah meraih itu, kita akan bertanya kepada PDI-P atau partai mana saja, apa maunya. Di sanalah koalisi dapat terjadi. Tapi kalau belum lihat jumlah suara yang terkumpulkan, PPP belum bisa memutuskan sesuatu,' kata Hamzah Haz, Rabu (24/9).
Di Yogyakarta, Rabu (24/9) malam, Ketua Umum Partai Amnat Nasional (PAN) Amien Rais menegaskan, calon presiden (capres) dalam Pemilu 2004 mendatang hanya lima sampai enam orang saja. Mereka adalah Megawati Soekarnoputri, Hamzah Haz, Gus Dur, Akbar Tandjung, dan Amien Rais sendiri.
Pada kesempatan pembukaan kantor pusat Informasi Amien Rais (PIAR) di Jl Mangkubumi, Yogyakarta, Amien juga mengaku sudah mantap menjadi capres, karena alasan logis, yakni modal investasi politik yang telah dilakukan sejak reformasi. Antara lain pengalaman sebagai Ketua Partai, Ketua MPR, dan pernah memimpin Muhammadiyah.
© Copyright 2024, All Rights Reserved