SALAH satu kunci untuk memperkuat demokrasi adalah dengan membangun budaya demokrasi yang mengakar. Tentu dibutuhkan tauladan dari seorang pemimpin agar terjadi transformasi budaya politik di tanah air.
Secara umum, pemimpin yang ideal dalam membangun budaya demokrasi adalah pemimpin yang berintegritas, bermoral, dan berwawasan luas.
Pemimpin yang berintegritas memiliki kejujuran, konsistensi, dan komitmen yang tinggi terhadap nilai-nilai demokrasi.
Pemimpin yang berbasis pada moralitas memiliki rasa keadilan, kesetaraan, dan kepedulian terhadap rakyat.
Pemimpin yang punya wawasan luas memahami sejarah, budaya, dan politik Indonesia, serta memiliki pengetahuan tentang demokrasi di negara lain.
Pemimpin dengam kriteria seperti itulah yang diharapkan bisa membawa transformasi budaya politik. Kalau kata Pak Ustad Ade mah Minadzulumati Ilannuur (dari kegelapan menuju dunia yang terang), atau kata Dosen Eksentrik era tahun 90-an, Pak Ernan Arno Amsari, Aufklarung alias Enlightenment.
Jika dikaitkan dengan Pilpres 24 yang sudah di depan mata, saya sebagai orang awam mungkin boleh berharap para pemilik hak pilih kita bisa memilih kandidat yang bisa membimbing dan memberi tauladan menuju masyarakat dengan budaya politik tercerahkan.
Setidaknya, kandidat seperti itu bisa dilihat dari prilakunya yang menghormati konstitusi dan hukum. Mereka tidak bertindak sewenang-wenang dan selalu mengikuti aturan yang berlaku.
Sang kandidat juga selalu menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi seperti toleransi, musyawarah mufakat, dan penghargaan terhadap perbedaan pendapat.
Dia lapang dada dalam menerima kritik dan mau menggunakan kritik dari orang lain untuk memperbaiki diri.
Kandidat idaman itu, mau memberikan ruang bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Mereka tidak hanya mengambil keputusan sendiri, tetapi juga mendengarkan aspirasi rakyat.
Lebih penting lagi, kandidat presiden yang dipilih bisa jadi teladan dalam berperilaku dengan menunjukkan sikap yang sopan, santun, dan berakhlak mulia.
Bolehlah kita berharap, kandidat dengan keteladanan seperti ini akan mampu membangun budaya demokrasi yang mengakar dan membuat Indonesia menjadi negara yang lebih maju, adil, dan sejahtera.
Mungkin kita juga bisa melihat contoh nyata sosok pemimpin Indonesia yang dapat dijadikan teladan dalam membangun budaya demokras.
Ada Mohammad Hatta, beliau dikenal sebagai "Bapak Koperasi" dan merupakan salah satu pendiri bangsa Indonesia. Beliau selalu menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan menjadi teladan dalam berperilaku.
Ada Gus Dur, beliau dikenal sebagai "Bapak Pluralisme" dan merupakan presiden keempat Indonesia. Beliau selalu toleran terhadap perbedaan dan selalu memperjuangkan hak-hak minoritas.
Ada BJ Habibie, beliau dikenal sebagai "Bapak Teknologi Indonesia" dan merupakan presiden ketiga Indonesia. Beliau selalu terbuka terhadap kritik dan selalu berusaha untuk memperbaiki diri.
Masih banyak lagi pemimpin Indonesia yang dapat dijadikan teladan dalam membangun budaya demokrasi. Izinkan saya mengajak publik untuk bersama-sama mendukung dan mendorong kandidat presiden dan wakilnya yang bisa menjadi teladan dalam membangun budaya demokrasi yang mengakar di Indonesia.
Sony Fitrah Perizal
Penulis Adalah Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Jawa Barat
© Copyright 2024, All Rights Reserved