Ditengah penggeledahan yang dilakukan penyidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Jumat kemarin, Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino sempat berbicara via telepon dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil. Lino mengeluh dengan perlakuan yang diterimanya dan mengancam akan berhenti dari jabatannya.
Kedua pejabat ini berkomunikasi di tengah penggeledahan kantor PT Pelindo II. Lino bahkan sempat mengeraskan volume telepon genggamnya (mode loud speaker) dan memperdengarkan kepada wartawan yang meliput penggeledahan itu.
Kepada Sofyan, Lino menjelaskan bahwa polisi mencari file dokumen terkait 10 crane yang tak berfungsi sehingga mempengaruhi proses dwell time alias bongkar muat di pelabuhan.
Lino mengaku menghormati tindakan polisi yang melakukan penggeledahan. Namun, ia sangat kaget dengan tindakan tiba-tiba polisi tersebut, karena merasa belum pernah dimintai keterangan oleh polisi.
Kepada Sofyan, Lino mengatakan, dirinya baru pulang rapat di luar kantor. "Tiba-tiba saya kaget kok begitu banyak polisi ada di kantor."
Ketika ditanya Sofyan ada kejadian apa, Lino menerangkan sedang ada penggeledahan oleh polisi. "Ada penggeledahan. Mungkin mereka cari file. Ya saya hormatilah tugas mereka. Tapi ya saya tidak bisa begini-ini. Harusnya dipanggil dulu, ditanya dulu, dicek dulu ada apa gitu ya," ujar Lino.
Sofyan Djalil hanya bergumam menanggapi hal itu. Lino melanjutkan bicara. "Kemudian seperti crane itu yang 10 buah itu. Itu very small investment dari investment yang besar yang kita lakukan. Kemudian itu kan sudah proses itu sudah diperiksa berkali-kali, BPK sudah periksa dan sudah clear juga, proses lelang sampai semuanya."
Sofyan sempat bertanya, apakah itu kasus yang dulu. "Bukan lagi Pak. Bukan yang saya dipanggil KPK itu. Dulu di KPK saya masih ikut campur untuk mutusin, karena enggak jalan. Kalau ini saya sama sekali enggak tahu. Jadi mulai dari proses lelang, kemudian..."
Dalam pembicaran ini, Sofyan lebih banyak bertanya dan mendengarkan keluhan Lino. "Saya tidak pernah teken kontrak. Terus terang saya tadi SMS Pak Luhut Pandjaitan (Menko Polhukam-red). Beliau lagi rapat. Saya protes besar. Saya bilang, kalau begini caranya, saya berhentilah sekarang."
"Terus bagaimana sekarang?" "Kalau seperti ini caranya, saya berhenti saja. Enggak bisa negeri ini Pak."
Sofyan sempat bertanya, apakah Lino ditelepon Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian. "Enggak, tadi saya telepon Pak Luhut. Bukan Kapolda, Pak. Tadi dari Bareskrim Polri yang ke sini. Pak Sofyan ya, kalau Presiden tidak bisa clear hari ini, besok berhentilah. "
Lino mengeluh dirinya seperti dihukum media. "Begitu datang, media begitu banyak. Saya seperti dibuat seperti kriminal. Come on Pak. Im make this company so rich. Kok malah saya dihukum begini. Enggak fair Pak. Bapak tolong kasih tahu Presiden deh, kalau caranya seperti ini, saya berhenti," ujar Lino.
Sofyan sempat bertanya, bagaimana sikap Menteri BUMN Rini Sumarno terkait hal ini. Lino mengatakan, Rini sudah telepon Kapolri. "Ini contoh enggak baik untuk negeri ini. Kasih tahu Presiden, Pak, kalau caranya begini saya berhenti saja besok. Saya sama sekali disappointed. Saya sama sekali disappointed," ujar Lino.
Sofyan kemudian bertanya dasarnya kasus ini. "Dasarnya katanya ada korupsi sama money laundering. Come on. Jadi Pak Sofyan tolong kasih tahu Presiden, kalau tidak clearkan hari ini, saya berhenti besok. Saya tidak mau kerja seperti ini. Negeri ini tidak bisa seperti ini," ujar Lino.
© Copyright 2024, All Rights Reserved