Pemerintah mengakui peran mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zen, dalam upaya pembebasan sandera dari kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
Menurut Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, proses pembebasan empat warga Indonesia yang ditawan Abu Sayyaf, lebih besar peran diplomasi yang dilakukan pemerintah Filipina.
"Itu diplomasi lebih banyak bantuan Filipina," kata Ryamizard kepada wartawan seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/05)
Ryamizard menyebutkan, peran Indonesia sebenarnya juga tidak kecil, termasuk keberadaan Kivlan Zen, yang memang memiliki kedekatan dengan petinggi Organisasi Pembebasan Bangsa Moro (MNLF).
Dalam sejarahnya, Kivlan pernah memimpin Pasukan Konga 17 di Filipina yang menjadi pengawas genjatan senjata, setelah perundingan antara MNLF pimpinan Nur Miswari dengan pemerintah Filipina.
Kivlan memanfaatkan kedekatan dan jejaringnya dengan Nur Misuari untuk melobi kelompok Abu Sayyaf. "Pak Kivlan Zen dulu juga sempat tugas di sana misi perdamaian (dan) keamanan. Kenal dengan Nur Miswari," ungkap Ryamizard.
© Copyright 2024, All Rights Reserved