Militer Malaysia akhirnya menghentikan upaya pengejaran terhadap kelompok pengikut Kesultanan Sulu yang masuk ke wilayah Sabah. Keputusan ini mengakhiri 4 bulan operasi militer tersebut. Meski begitu, pengamanan militer secara permanen tetap digalakkan, di sepanjang garis pantai.
Keputusan itu disampaikan Kepala Kementerian Sabah, Musa Aman seperti dilansir The Star, Sabtu (29/06). "Militer menghentikan upaya pengejaran namun pengamanan militer secara permanen disepanjang wilayah pantai Sabah tetap dilakukan."
Masuknya para loyalis Sultan Suluke Sabah tersebut sempat membuat hubungan Filipina -- negara tempat kesultanan Sulu berada -- dan Malaysia memanas. Sebanyak 68 warga Filipina yang menjadi militan, tewas dan 10 warga Malaysia juga bernasib serupa akibat operasi militer tersebut.
Bentrokan berdarah di Sabah berawal ketika sekitar 200 pengikut Sultan Sulu tiba di wilayah ini pada 9 Februari lalu dengan menggunakan kapal. Kedatangan mereka untuk mengklaim tanah yang menurut mereka merupakan milik leluhur mereka berdasarkan dokumen-dokumen sejarah.
Pekan lalu, pengadilan Malaysia mengadili 8 warga negara Filipina atas dakwaan terorisme. Kedelapan warga Filipina ini terancam hukuman mati karena terlibat dalam bentrokan berdarah di Sabah, Malaysia.
Kedelapan orang yang diadili ini merupakan kelompok pertama yang disidangkan terkait konflik Sabah. Mereka adalah bagian dari 100 orang yang ditangkap oleh aparat Malaysia karena diyakini terlibat konflik Sabah.
Kedelapan orang ini dijerat bermacam dakwaan, mulai dari menyembunyikan orang-orang yang terlibat aksi terorisme, hingga melancarkan perang melawan Raja Malaysia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved