Pulau Bali harus diselamatkan. Karena itu, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika memastikan akan menaikkan tarif air bawah tanah sampai 1.000%. Dengan menaikkan tarif, penggunaan air bawah tanah akan hemat. Itu bisa menyelematkan Bali, agar tak menjadi pulau kering.
"Masa depan Bali harus diselematkan. Kalau tidak dari sekarang menghemat penggunaan air, ke depan Bali bisa jadi pulau kering," ujar Mangku Pastika, di Denpasar, kemarin.
Dengan kenaikan tarif sampai 1.000 persen pun, menurut Pastika, tidak lebih mahal dari tarif air yang dibeli masyarakat miskin di sejumlah desa tandus di Kabupaten karangasem, kawasan Bali Timur.
"Setinggi-tingginya kenaikan tarif air bawah tanah yang kami terapkan itu, tidak lebih tinggi daripada tarif air yang diperjualbelikan di Karangasem," tegas pensiunan jenderal polisi berbintang tiga itu.
Pastika menyebutkan tarif air yang dibeli masyarakat di Karangasem, Rp75 ribu per meter kubik atau sekitar Rp200 ribu per tangki. Bandingkan dengan tarif air bawah tanah dengan kenaikan seribu persen hanya senilai Rp75 ribu per meter kubik.
Jadi, selama ini ada ketidakadilan di masyarakat dalam memperoleh air dalam kebutuhan hidupnya. Dengan kenaikan seperti itu, ada keadilan bagi seluruh masyarakat. Selain itu, air bawah tanah bisa dihemat untuk anak cucu.
Lagi pula, di sejumlah negara, seperti Maladewa maupun Hawaii, sudah melarang penyedotan air bawah tanah. Karena, sumber mata air di hulu akan semakin habis kalau di daerah hilir terus terjadi penyedotan tak terkendali akibat biayanya murah. Karena itu, Mangku Pastika ngotot memastikan kenaikan tarif air bawah tanah di daerahnya naik sampai seribu persen.
© Copyright 2024, All Rights Reserved