Penangkapan ikan nelayan tradisional di Natuna, Kepulauan Riau, masih di masih diganggu kapal ikan asing. Para nelayan area penangkapan ikan nelayan tradisional di perairan wilayah perbatasan RI tersebut mengeluh dan berharap ada perhatian pemerintah.
Berdasarkan pengakuan beberapa nelayan Natuna, keberadaan kapal ikan asing itu mereka dapati sejak Selasa (13/8/2024) dan masih berlanjut. Para nelayan berharap Menteri Pertahanan yang juga Presiden terpilih Prabowo Subianto bisa turun tangan agar wilayah tangkap ikan tak 'dijajah' kapal ikan asing.
"Salam hormat Bapak Prabowo, mohon izin kami nelayan Natuna mau melaporkan illegal fishing di laut Natuna Utara makin ramai. Udah nggak bisa lagi. Kami nelayan natuna tidak tau lagi mau mengadu kemana, sudah capek kami ngadu," kata Dedi, salah satu nelayan Natuna dalam rekaman video di atas kapal di lautan dikutip Sabtu (17/8/2024).
"Sesekali Bapak Prabowo, tolonglah kunjungan ke Natuna, patroli di laut Natuna Utara. Itu permintaan nelayan Natuna Utara, salam hormat Bapak Prabowo," imbuhnya.
Dalam video itu, dia menunjukkan rekaman diduga kapal ikan asing yang berjarak dekat dengan kapalnya yang berada di area penangkapan ikan nelayan Natuna. Titiknya disebut 80 mil dari bibir pantai dan 30 mill dari Pulau Laut, Natuna.
Lebih lanjut, Dedi mengaku laut Natuna sudah dikuasai kapal ikan asing seperti China dan Vietnam yang mengganggu area tangkap nelayan lokal.
Selain itu, dia menuding kapal-kapal ikan asing itu menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan. Selain itu, keberadaan KIA merusak rumpun atau rumah buatan untuk ikan berkumpul di titik tertentu yang dibuat nelayan tradisional.
Serupa, nelayan lain yang bernama Amerudin mengaku mereka merasa sudah seperti tak ada upaya dari pemerintah untuk mengatasi masalah keberadaan kapal ikan asing, dan dari luar daerah Natuna. Bahkan, katanya, ada saja dari rekannya sesama nelayan Natuna yang geram dengan keberadaan kapal-kapal asing tersebut sehingga ingin saja mau membakarnya.
"Nelayan Natuna sudah mau bakar, kapal - kapal pukat cumi dari luar daerah bang, tapi saya masih cegah untuk sabar dulu, tapi apabila ditarik kapalnya di pesisir pantai saya setuju, Kata Amerudin Nelayan Natuna dihubungi CNNIndonesia.com, Jum'at.
Baik Dedi, maupun Amerudin, berharap ada solusi dari Pemerintah Indonesia terutama aparat keamanan laut bisa mengawasi maupun patroli di laut Natuna dan tangkap kapal ikan asing maupun luar daerah yang menangkap ikan di laut Natuna menggunakan alat tidak ramah lingkungan.
Terpisah, Humas Bakamla Ahli Muda Kapten Bakamla Yohanes Antara, saat di konfirmasi mengaku belum menerima informasi keberadaan KIA Vietnam yang berkeliaran menangkap ikan di area tangkapan nelayan tradisional. Dia menyebut, apabila sudah mendapat informasi yang jelas dan valid maka akan ditindak untuk mengamankan kapal ikan asing itu.
"Kalau petugas sudah dapat informasi yang pasti titik koordinatnya, kita akan tindak menggunakan KN. Tanjung Datu -301, posisinya di Natuna,” ujarnya.[]
© Copyright 2024, All Rights Reserved