Hampir dipastikan Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar yang sedang berlangsung di Bali bakal menetapkan Aburizal Bakrie (ARB) sebagai ketua umum Golkar periode 2014-2019 secara aklamasi. Dengan mundurnya, sejumlah calon ketum, tinggal petahana ARB sebagai calon tunggal.
Kepada pers di Nusa Dua, Bali, Selasa (02/12), Wakil Ketua Badan Penelitian dan Perkembangan (Balitbang) Partai Golkar Ali Mochtar Ngabalin mengatakan, akan sangat baik jika Munas Golkar menetapkan ketum dengan cara musyawarah untuk mufakat.
“Dan saya harapkan Aburizal akan terpilih dengan cara ini. Dan ini akan menjadi sejarah ketika Golkar memilih ketumnya dengan cara dan budaya Indonesia setelah sebelumnya juga Golkar mencatat sejarahnya sendiri dengan memutuskan untuk berada di luar pemerintahan," ujar Ngabalin.
Bagi Ngabali, pemilihan dengan musyawarah mufakat adalah cara yang paling beradab. Nilai-nilai budaya Indonesia terkandung di dalamnya. “Dengan keputusan musyawarah mufakat ini saya harapkan tidak ada lagi kader-kader Golkar yang bertindak aneh-aneh," tegasnya.
Kepada pihak-pihak yang tidak bisa menerima keputusan Munas seperti Agung Laksono dan Priyo Budi Santoso dan lainnya, Ngabalin berharap mereka untuk berkaca diri.
“Mereka harusnya malu, saya baru 2 tahun patuh pada konstitusi partai. Bang Akbar pun memberikan teladan, dia dikalahkan disini tahun 2004, sabar menunggu 5 tahun.”
Ngabalin mengatakan, Akbar tidak melakukan langkah apapun ketika itu, bukan karena dia tidak bisa melawan atau bukan dia tidak bisa bikin partai baru. “Tapi kecintaannya pada Golkar menahan dia untuk tidak berbuat langkah-langkah yang melanggar aturan berorganisasi," kata Ngabalin.
Ngabalin meminta kepada Agung dan Priyo Cs untuk sadar bahwa posisi yang mereka dapatkan dalam pemerintahan lalu adalah karena kemurahan hati Aburizal sebagai ketum. “Mereka bukan kader terbaik, tapi Agung bisa dapatkan jabatan Menkokesra, dan Priyo sebagai Wakil Ketua DPR. Mereka juga tidak pernah turun ke daerah, kok sekarang mau melawan," imbuhnya.
Ngabalin yakin jika Aburizal kembali jadi Ketum, Golkar akan menjadi pemenang pemilu 2019. Menurutnya, keyakinan ini bukan omong kosong karena ada indikator-indikator untuk itu.
“Indikatornya jelas pertama basis kekuatan massa Golkar yang jelas, networking jelas dan dengan keputusan musyawarah mufakat, Golkar tidak terpecah menghadapi pemilu 2019 dan anasir-anasir jahat yang bisa memecah belah Golkar sudah terdepak dari kepengurusan," ujar dia.
Ngabalin juga berpesan kepada semua pihak yang mencoba-coba memecah belah dan menghancurkan Golkar untuk melihat fakta kekompakan internal Golkar. “Axioma organisasi, itu semakin ditekan dari luar semakin kompak. Jadi pesannya jangan bercanda dengan Golkar," tandas Ngabalin.
© Copyright 2024, All Rights Reserved