Bank Century yang kini berganti nama menjadi bank Mutiara akan melakukan divestasi akhir 2011. Untuk persiapan rencana itu, nilai buku terakhir bank yang pernah menerima bail out dari pemerintah tersebut harus jelas. Tenggatnya, November 2011 sebelum rencana divestasi dijalankan.
Sikap tersebut ditegaskan oleh Wakil Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Harry Azhar Azis. "Nilainya sudah harus diketahui pada November 2011. Mereka harus hitung dari sekarang," kata Harry di Jakarta, Selasa (18/01).
Harry menyebut, Komisinya tetap berpegang pada alternatif pertama bahwa Bank Mutiara harus didivestasi setelah ditangani Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) selama tiga tahun. Artinya, divestasi harus dilakukan pada 2011. Berdasar UU tentang LPS, jika harga penjualan belum mencapai harga optimal maka penjualan dapat diperpanjang dua kali setahun atau terakhir pada 2013.
Harry menyebut, jika bank Mutiara tidak jadi didivestasi tahun 2011 ini, maka akan menimbulkan persoalan tersendiri. “Artinya, ada exceptional (kekecualiaan) apakah di luar kontrol LPS atau masih dalam kontrol LPS, tapi pasti ada kondisi tertentu," ujar dia.
Seperti diketahui, LPS mengambilalih setelah Bank Century menghadapi permasalahan. Pengambilalihan itu dilakukan sebagai langkah penyelamatan. Untuk menyelamatkan bank itu, LPS telah menyuntikkan dana hingga mencapai Rp6,7 triliun.
Ketua Dewan Komisioner LPS Heru Budiyanto mengatakan, secara umum nilai buku sekarang (present book value) dari bank century mencapai dua hingga tiga kali lipat. “Kita optimis di 2013, present book value akan mencapai tiga kali lipat," ucap dia.
Dikatakan Heru, pengembalian suntikan hingga Rp6,7 triliun sebagai hal berat tapi tetap akan diupayakan dicapai. “Pengalaman di seluruh dunia, tidak ada yang recovery hingga 100 persen. BPPN pada tahun 1998 saja di bawah 30 persen," terang dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved