Organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), diambang perpecahan. Kubu Salahuddin Wahid alias Gus Sholah, yang didukung Hasyim Muzadi, bakal menggelar muktamar tandingan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jawa Timur, yang diikuti mayoritas peserta sidang.
Menurut Anggota tim Salahuddin Wahid-Hasyim Muzadi, Hariri, kubunya melihat jalannya sidang pleno muktamar yang digelar Pengurus Besar NU di alun-alun Jombang mulai tidak sehat. "Muktamar berjalan penuh kecurangan, " kata Hariri, Rabu (05/08).
Hariri menilai pemimpin sidang sengaja mengatur muktamirin yang hendak menyampaikan pendapat sesuai dengan keinginan mereka. Akibatnya, kubu Gus Sholah tak pernah mendapat satu pun kesempatan menyampaikan pendapat dalam sidang pleno yang mengesahkan hasil Komisi Bahtsul Masail, Komisi Organisasi, dan Komisi Rekomendasi itu.
“Panitia dan pimpinan sidang sengaja mendesain kubu pendukung Gus Sholah agar tidak bisa menyampaikan interupsi. Bahkan pengeras suara mereka juga mendadak mati dan tak bisa digunakan. Sedangkan peserta lain yang mendukung KH Said Aqil Sirodj tak mengalami kendala teknis sama sekal,” ungkap Hariri.
Hariri mengatakan, kecurangan berlanjut dalam sidang kedua yang memplenokan masalah ahlul halli wal aqdi (AHWA) untuk pemilihan Rais Aam.
Pimpinan sidang yang terdiri atas Yahya Staquf, Syaifullah Yusuf, dan Ishomudin lagi-lagi menghabisi pendukung Gus Sholah dengan tidak memberi kesempatan bicara. "Kami mempertanyakan tidak adanya pandangan umum," keluh Hariri.
© Copyright 2024, All Rights Reserved