Anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Teguh Juwarno, menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap harus meminta maaf ke publik dan keluarga proklamator Soekarno. Meskipun, Staf Kepresidenan Bidang Komunikasi Publik, Sukardi Rinakit, sudah meminta maaf.
Dalam siaran persnya, Sukardi Rinakit yang membuat naskah pidato Presiden Jokowi mengaku tidak teliti. Sebab berdasarkan dari salah satu situs yang jadi referensinya, Bung Karno disebut dilahirkan di Blitar.
"Meski Sukardi Rinakit telah meminta maaf secara terbuka, sebaiknya Presiden tidak perlu malu untuk mengakui kekeliruan beliau, dan meminta maaf kepada keluarga besar Soekarno," kata Teguh Juwarno, Jumat (05/06).
Menurut Teguh, kesalahan Presiden Jokowi menyebut kota kelahiran Bung Karno di Blitar, telah menjatuhkan citra Presiden Jokowi. Padahal, Bung Karno lahir di Surabaya. Bagi Teguh, kalau secara terbuka Presiden Jokowi meminta maaf, dia yakin publik akan bersimpati.
Teguh yang juga mantan jurnalis ini mengatakan, sebagai bangsa yang besarselayaknya setiap pemimpin harus bisa berbesar hati dengan mengakui kesalahan. "Dan juga harus bisa menerima bahwa orang lain sekelas presiden pun bisa melakukan kesalahan. Bila Jokowi mau mengakui kekeliruannya, saya yakin masalah ini selesai begitu saja," kata Anggota Komisi X DPR ini.
Sebelumnya, saat peringatan hari kesaktian Pancasila 1 Juni di Blitar, Presiden berpidato bahwa hatinya bergetar saat dia berada di Blitar, kota kelahiran Bung Karno.
Sontak, pernyataan Presiden itu menimbulkan reaksi publik. Karena, Bung Karno lahir di Surabaya. Proklamator itu memang dimakamkan di Blitar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved