Pembangunan pangkalan militer di Natuna penting untuk menjaga sumber daya alam di kawasan tersebut. Tak hanya Natuna, pangkalan militer akan dibangun di beberapa wilayah-wilayah lain yang berada di garis terluar perbatasan Indonesia. Ini akan mengubah wajah Indonesia.
“Targetnya, mudah-mudahan (pembangunan pangkalan militer) 2017 sudah selesai. Wajah Indonesia nanti akan berubah total,” kata Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di Kantor Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan, Jakarta, Kamis (30/06).
Natuna, belakangan menjadi titik panas, setelah Indonesia dan China terlibat 3 kali insiden di perairan tersebut. China menyebut perairan Natuna yang berdasarkan laut internasional merupakan zona eksklusif Indonesia, sebagai zona perikanan tradisionalnya.
“Natuna punya potensi jual pariwisata yang tinggi. Harus ada pasukan, radar canggih, satu skuadron pesawat, kapal selam, dan armada-armada pendukung seperti tank di sana,” ujar Tjahjo.
Dikatakan, tahun ini pembangunan pangkalan militer di Natuna mulai berjalan. Natuna akan barat daya Kalimantan ini akan menjadi basis pertahanan Indonesia di tepi wilayah sengketa Laut China Selatan. “Natuna kebetulan berbatasan dengan beberapa negara, maka dikembangkan radar monitoring di situ,” ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Sebagai rangkaian dari pembangunan pangkalan militer, landasan pacu di Natuna akan diperbaiki dan dikembangkan hingga bisa didarati pesawat berbadan besar.
Terkait pangkalan militer, selain di Natuna, Saumlaki di Tanimbar Maluku Tenggara Barat dan Morotai di Halmahera Maluku yang berbatasan dengan Australia dan Papua Nugini, juga akan memilikinya. “Semua wilayah perbatasan akan diperkuat,” kata Tjahjo.
© Copyright 2024, All Rights Reserved