Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juni 2016, atau sepanjang bulan Ramadan terjadi inflasi sebesar 0,66 persen. Inflasi dipicu naiknya seluruh indek komponen pengeluaran.
Kepada pers, di Kantor BPS Pusat , Jumat (01/07), Kepala BPS Suryamin mengungkapkan, seluruh indeks kelompok pengeluaran mengalami kenaikan. Yaitu bahan makanan 1,62 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,58 persen; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,15 persen; sandang 0,70 persen; kesehatan 0,34 persen; pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,03 persen; dan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,63 persen.
Ditambahkannya, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Juni 2016 antara lain: tarif angkutan udara, daging ayam ras, ikan segar, telur ayam ras, gula pasir, kentang, wortel, beras, bayam, apel, tarif listrik.
Selanjutnya, emas perhiasan, tarif angkutan antar kota, ayam hidup, daging sapi, jengkol, kacang panjang, kangkung, ketimun, petai, jeruk, kelapa, nasi dengan lauk, rokok kretek, rokok kretek filter, upah tukang bukan mandor, dan mobil.
“Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga hanya bawang merah, tomat sayur, dan tomat buah,” kata Suryamin,
Catatan tersebut menjadikan tingkat inflasi tahun kalender Januari–Juni 2016 sebesar 1,06 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun atau Juni 2016 terhadap Juni 2015 sebesar 3,45 persen. Realisasi inflasi hasil pencatatan BPS, lebih tinggi dibandingkan proyeksi Bank Indonesia (BI) sebelumnya yang memperkirakan inflasi Juni 2016 akan berada di level 0,56 persen.
© Copyright 2024, All Rights Reserved