Pasar Pelita, adalah salah satu pasar tradisional yang terkenal di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Berdiri sejak 22 tahun lalu, kondisi pasar itu kini makin carut-marut, jorok, sampah dimana-mana dengan aroma tak sedap. Kondisi pasar bersejarah itu, menjadi perhatian khusus pemerintah kota Sukabumi. Rencananya, pasar tersebut akan disulap menjadi pasar modern tanpa mengurangi kesannya sebagai pasar tradisional.
Walikota Sukabumi, Muhammad Muraz mengatakan, pihaknya berencana mengembalikan fungsi pasar yang selama ini menjadi ikon Kota Sukabumi. Pada tahun 1980-an, Pasar Pelita menjadi pusat distribusi barang dan hasil bumi dari wilayah Cianjur, Kabupaten Sukabumi hingga Lebak.
"Para pengusaha dari Fongs Group Company ingin sekali merenovasi pasar lama itu menjadi pasar modern yang mampu menampung sebanyak 4.000 kios. Rencananya pembangunan pasar modern itu akan dimulai pada April 2015 dan selesai dalam waktu 2 tahun," ujar dia kepada politikindonesia.com, di Jakarta, Senin (02/02).
Dikatakannya, saat ini Pasar Pelita ini menampung 340 orang pedagang dengan 600 kios yang kondisinya sudah tidak layak. Bahkan, pasar yang juga menampung sebanyak 1.700 pedagang kaki lima (PKL) sudah semakin liar. Mereka tak mau diatur dan mulai berjualan di rel kereta api. Padahal rel tersebut merupakan jalur transportasi kereta api yang membawa beras dari Cianjur ke Pasar Induk Jakarta.
"Keadaan pasar yang semakin tak sehat, malah membuat para PKL tak mau dipindahkan. Mereka beralasan, lokasi pasar yang kotor, becek dan bau itu adalah hoki mereka untuk meraup keuntungan dari dagangan yang dijualnya. Bahkan, kini semakin ngawur, mereka majang barang dagangannya di atas rel kereta api yang biasa dipakai untuk mendistribusikan beras ke Jakarta. Namun, kini rel itu sudah tidak berfungsi lagi dan justru dipakai untuk berjualan oleh para PKL," tuturnya.
Terkait dengan pedagang yang tak mau dipindahkan, pihaknya sudah mengumpulkan 340 pedagang di Pasar Pelita. Hasilnya, para pedagang sudah setuju dengan pembangunan Pasar Pelita menjadi pasar modern. Hal yang sama juga sudah dilakukan kepada 1.700 PKL. Pihaknya pun siap menampung para PKL di pasar modern tersebut.
"Mereka sudah setuju dengan rencana pembangunan pasar modern itu. Sehingga penataan pasar tersebut akan menjadi lebih rapi dan bersih. Karena secara teknis, pembangunan pasar tersebut semuanya diserahkan kepada pihak mengembang, yaitu Fongs Group. Rencananya, pasar modern itu akan dikelola pengembang selama 25 tahun ke depan. Setelah itu, pasar modern tersebut akan menjadi milik Pemkot Sukabumi," paparnya.
Dalam proses penandatanganan perjanjian pembangunan pasar modern itu, kata Muraz, pihaknya akan meminta perbaikan jalur kereta api yang kini sudah tak berfungsi lagi. Perbaikan rel kereta api itu bertujuan untuk mendukung kemajuan Kota Sukabumi. Sehingga nantinya Sukabumi Central Point Mal ini akan menjadi seperti Pasar Tanah Abang yang serba lengkap menjual banyak barang dagangan.
"Walaupun pasar modern terlihat mewah dan megah, tapi dari sisi harga barang yang diperdagangkan juga tidak mahal. Harga barang-barang yang dipasarkan di mall itu harus bisa dijangkau oleh masyarakat, khususnya Kota Sukabumi dari berbagai golongan. Sehingga semua masyarakat merasa memiliki dan tidak minder untuk berkunjung ke mall itu," tegasnya.
Sementara itu, President Fongs Group, Fahmi Babra menyatakan kesiapan pihaknya untuk mengubah wajah Pasar Pelita yang becek, kotor dan bau menjadi pasar modern yang akan banyak dikunjungi masyarakat, baik dari Sukabumi dan luar Sukabumi. Oleh sebab itu, tanpa mengurangi kesan pasar tradisional, piihaknya akan mengubah Pasar Pelita menjadi Sukabumi Central Point Mal.
"Sukabumi merupakan Kotamadya, kota besar yang harus diolah dengan baik. Sehingga nantinya pasar modern itu bisa dijadikan icon sebagai pasar modern terbesar di dunia. Rencananya, pasar modern ini akan menjadi pasar one stop shopping yang akan dilengkapi tempat bermain anak-anak dengan berbagai mainan anak," paparnya.
Dijelaskan, nantinya pembangunan pasar modern ini juga tidak akan menghilangkan kesan pasar tradisional. Oleh sebab itu, di lantai 1 dan 2 akan diisi oleh pedagang sayuran dan daging. Sedangkan di lantai 3 untuk pakaian, lantai 4 elektronik dan lantai 5 hotel.
"Jadi kalau konsumen datang ke pasar modern itu, mereka bisa membeli banyak barang dan bisa mencari kebutuhannya dalam 1 gedung. Bahkan, untuk para tamu dari luar Sukabumi bisa menginap di hotel bintang 5 dengan harga bintang 3. Sehingga cukup terjangkau," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved