PDIP menginginkan calon wakil presiden pendamping Joko Widodo (Jokowi) sosoknya seperti Hamzah Haz saat menjadi wakil presiden pendamping Presiden Megawati Soekarnoputri.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebutkan, kriteria bakal cawapres yang diperlukan untuk mendampingi Jokowi. Faktor yang utama adalah wakil haruslah yang dapat bekerja sama dengan presiden.
"Wakil kan membantu Presiden. Jangan wapres punya politik yang berbeda dengan presidennya," kata Hasto di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (28/10).
Hasto mencontohkan, Megawati Soekarnoputri saat menjadi presiden dipasangkan dengan Hamzah Haz sebagai wapres oleh MPR pada 2001. Hamzah Haz merupakan politisi PPP. "Partainya berbedatapi mereka menilai pentingnya kesatupaduan negara ini," kata Hasto.
Hasto menceritakan, saat itu Megawati dan Hamzah kompak serta menyepakati kode-kode tertentu sebelum mengambil keputusan dalam sidang kabinet. "Pak Hamzah, kalo saya mengambil putusan dalam sidang kabinet, sebelum palu saya ketuk, kalau Pak Hamzah ada tidak setuju, tolong pegang tangan saya," kata Hasto menirukan Megawati.
Permintaan Megawati itu menjadi bentuk sinyal di antara keduanya. Kendati keputusan hampir final, kata Hasto, Megawati akan urung mengetuk palu jika Hamzah menunjukkan sinyal tidak sepakat. "Wapres membantu presiden menjabarkan politik pembangunan dari presiden itu," kata dia.
Meski begitu menurut Hasto, masih terlalu dini membicarakan bakal calon wakil presiden yang cocok untuk mendampingi Joko Widodo atau Jokowi dalam pemilihan presiden 2019.
"Masih terlalu dini. Proses kaderisasi muncul tak hanya di dalam partai, tapi juga di luar partai," pungkas Hasto.
© Copyright 2024, All Rights Reserved