Pemilu 2014 akan kehilangan esensinya dan tidak akan memberikan perubahan bagi bangsa Indonesia, jika tidak membicarakan penyelesaian persoalan-persoalan bangsa. Pemilu hanya akan menjadi “pesta demokrasinya kaum oligarki“ jikalau tidak bisa melahirkan kekuatan serta kepemimpinan politik yang bisa menyelesaikan persoalan bangsa.
Pertama, ekspansi modal asing telah memicu pencaplokan atau penjarahan kekayaan milik bangsa, seperti tanah, sumber daya alam, hutan, air, dan lain-lain. Akibatnya, rakyat kehilangan kesempatan mengakses sumber daya tersebut.
Kedua, ekspansi kapital asing membutuhkan penguasaan ruang (lahan) untuk eksploitasi sumber daya alam, terjadilah penyingkiran paksa terhadap warga yang hidup dari lahan tersebut. Ketiga, rakyat kehilangan ruang dan hak hidup.
Keempat, negara kehilangan kontrol terhadap kekayaan, sumber daya alam, yang seharusnya digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, karena penguasaan sumber daya alam jatuh ke tangan asing. Kita tak dapat mengambil manfaat 100 persen dari kekayaan bumi dan air kita sendiri, kalau imperialisme ekonomi dan imperialisme politik masih bercokol di tubuh kita -laksana lintah yang menghisap darah.
Pemilu, mestinya digunakan sebagai arena politik untuk berjuang membangun kembali imajinasi politik kita sebagai sebuah bangsa yang merdeka, mewujudkan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, yaitu masyarakat Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian, adil makmur, lahir serta batin.
Tanpa itu, Pemilu hanyalah omong kosong di tengah-tengah ganasnya ekspansi kapital asing yang menjajah bangsa Indonesia sekarang ini. Kita bisa, kita pasti bisa. Untuk kembali bangkit menjadi bangsa besar, jika kita bersatu, dengan menempatkan kepentingan Bangsa di atas kepentingan pribadi, golongan dan partai politik. Salam Gotong Royong.
Agus Jabo Priyono
© Copyright 2024, All Rights Reserved