Mata uang Inggris, poundsterling mengalami pelemahan signifikan, sejak tanda-tanda pendukung Inggris untuk keluar dari Uni Eropa memenangkan referendum yang baru saja digelar. Kejatuhan poundsterling terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hanya dalam hitungan jam lebih dari 10 persen. Nilai tukar pound jatuh kini berada di level US$1,3305. Ini merupakan posisi terendah pound dalam 30 tahun terakhir, tepatnya sejak 1985.
“Kami memonitor perkembangan situasi ini dengan seksama dan akan mengambil langkah-langkah jika diperlukan," ujar Bank of England dalam keterangan resminya, Jumat (24/06), menyusul melemahnya poundsterling.
Kamis kemarin, pound masih berada di kisaran US$1,5 sebelum voting dimulai. Pasar saham London juga masih adem ayem sebelum voting. Namun prediksi di Indeks Futures FTSE 100, indeks saham di Bursa London akan jatuh setidaknya hingga 7 persen setelah hasil hitung cepat menunjukkan pendukung Inggris keluar dari Uni Eropa memenangkan referendum.
Pound juga melemah 7 persen terhadap euro, mata uang resmi Uni Eropa. Namun, euro juga terkena imbas dari Brexit dengan melemah 3,3 persen terhadap dolar AS.
Broker valuta asing (valas) melihat pergerakan pound ini lebih parah dibandingkan saat krisis finansial global pada tahun 2007-2008. “Saya belum pernah melihatnya seperti ini. Ini adalah pergerakan yang terjadi sekali seumur hidup, lebih parah dari Lehmans (Brothers) dan Black Wednesday," kata Joe Rundle, Kepala Broker ETX Capital.
© Copyright 2024, All Rights Reserved