Negosiasi terkait penyanderaan yang dilakukan Gerakan Separatis Papua Bersenjata terhadap 2 warga negara Indonesia di wilayah Skouwtiau, Papua Nugini (PNG) terus dilakukan tentara PNG. Hari ini, Senin (14/09), adalah batas waktu terakhir negosiasi yang disepakati. Jika tidak dicapai titik temu, akan dilakukan langkah-langkah represif.
“Hari ini batas terakhir dari waktu 72 jam seperti negoisasi sebelumnya. Kalau sandera tidak dibebaskan, maka akan dilakukan langkah-langkah represif. Pembebasan sandera dengan cara pemaksaan untuk melepaskan warga," terang Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Teguh Puji Rahardjo kepada pers, Senin (14/09).
Ia mengatakan, upaya represif itu tidak bisa dilakukan oleh TNI karena berada di wilayah PNG. Namun mengenai operasi pembebasan sandera ini, TNI terus berkoordinasi dengan angkatan bersenjata PNG dan pemerintah setempat melalui Konsulat RI dan Atase Pertahanan (athan) di Vanimo, Papua Nugini.
“Tapi ini yang melakukan PNG Army karena TNI tidak boleh masuk (melakukan operasi) ke wilayah negara lain," ujar dia.
Meski demikian,, prajurit TNI terutama dari Kodam Cenderawasih sejak peristiwa ini terjadi sudah berada di perbatasan. Ini juga sebagai bentuk antisipasi jika kelompok OPM memutuskan kembali ke wilayah Papua.
“Kita tetap standby di perbatasan. Kita siap dengan segala perkembangan yang, hanya tinggal menunggu perintah. Kita terus monitor apa yang dilakukan tentara PNG," ujar Teguh.
Peristiwa ini berawal dari penembakan yang dilakukan OPM terhadap 4 pekerja penebang kayu di kampung Skofro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua, pada Rabu (09/09). Dalam peristiwa itu, 1 orang tewas, namun satu orang berhasil kabur meski terluka. Sayangnya OPM berhasil menangkap 2 pekerja lainnya dan dibawa ke wilayah Papua Nugini.
Kapuspen TNI Mayjen Endang Sodik mengatakan TNI berharap agar proses negosiasi oleh tentara PNG terhadap pihak penyandera dilakukan tidak dengan kekerasan. Pasalnya ada kekhawatiran jika kekerasan dilakukan akan ada lagi korban jiwa dalam peristiwa ini.
“Kami harap tentara PNG tidak melakukan kekerasan agar korban tidak bertambah. Kita terus monitor dan kita harap semua selamat," ujar Endang, Minggu (13/09).
© Copyright 2024, All Rights Reserved