Pertemuan menteri luar negeri negara-negara ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting) yang berlangsung 15-17 Januari di Hotel The Oberoi, Lombok, menyepakati hal-hal yang berkaitan dengan perubahan iklim. Juga berkomitmen saling membantu bagi negara-negara yang ditimpa musibah bencana.
Selama ini, prinsip saling membantu memang sudah berjalan namun dilakukan secara sendir-sendiri dan terpisah, tidak melalui sistem koordinasi terpadu di bawah payung ASEAN. Hasil pertemuan seluruh menteri luar negeri ASEAN minus Vietnam dan Filipina ini selanjutnya akan ditindaklanjuti pada pelaksanaan KTT ASEAN di Jakarta, Mei mendatang.
Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa mengatakan, peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN merpakan momentum yang baik. Terutama untuk menjadikan negara-negara ASEAN aktif dalam komunitas global dan bersama-sama membangun hubungan yang saling menguntungkan.
Pertemuan menteri luar negeri negara-negara ASEAN juga melahirkan sejumlah kesepakatan penting. Di antaranya menyangkut stabilitas kawasan dan komitmen memajukan ASEAN dalam komunitas global.
"Masalah kawasan dibahas dengan sangat rinci. Di antaranya soal Myanmar, Korea, dan Laut Cina Selatan," kata Marty Natalegawa, Senin (17/01).
Marty menjelaskan, ada dua prioritas pembahasan dalam pertemuan pertama setelah Indonesia menjadi Ketua ASEAN 2011 ini. Yaitu memastikan adanya kemajuan signifikan tentang perkembangan masyarakat ASEAN, dan memperjelas kontribusi positif negara anggota dalam pertemuan negara-negara Asia Timur (East Asia Summit) 2011 pada April mendatang di Bali.
"Kita berharap bisa menjadi penggerak pada event itu demi terwujudnya geo politik kawasan yang damai dan stabil," ujar Marty.
© Copyright 2024, All Rights Reserved