Para ilmuwan telah membuat peta baru dasar laut bumi menggunakan data satelit. Peta baru ini mengungkap bekas-bekas luka besar di bawah air akibat gempa dan ribuan gunung-gunung laut yang belum terpetakan sebelumnya di sejumlah bagian terdalam dan paling sulit dijangkau di samudera-samudera dunia.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (04/10), penelitian ini menggunakan pengukuran gravitasi dasar laut dari peralatan radar satelit CryoSat-2 milik Badan Antariksa Eropa dan satelit Jason-1 milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Pemanfatan teknologi dari kedua satelit itu berhasil menangkap bentuk detail geologis.
"Tarikan gravitasi mencerminkan topografi dan tektonik dasar laut," terang David Sandwell, ahli geofisika di Scripps Institution of Oceanography, University of California, San Diego, yang memimpin studi itu.
Peneliti yang lain, ahli geofisika University of Sydney, Dietmar Muller, mengatakan sekitar 71 persen permukaan Bumi tertutup air dan sekitar 90 persen dasar laut belum terpetakan oleh kapal-kapal survei yang menggunakan berkas sinar akustik untuk memetakan kedalaman. "Kita tahu lebih banyak tentang topografi Mars dibandingkan yang kita tahu tentang dasar laut Bumi."
Ia menyebut, hilangnya pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 awal tahun ini meningkatkan kesadaran global tentang sedikitnya pengetahuan tentang kedalaman samudera.
Peta terbaru ini mengungkap dasar laut utama dan struktur sub-dasar laut. Mereka meliputi gugusan gunung api di bawah Teluk Meksiko yang panjangnya sama dengan lebar Texas serta gunung-gunung di bawah Atlantik Selatan, barat Angola, dengan panjang sekitar 800 kilometer yang terbentuk setelah benua Amerika Selatan terpisah dari Afrika.
Gunung-gunung yang menyebar adalah retakan dalam Bumi tempat lempeng-lempeng tektonik bumi terpisah dan material cair yang disebut magma keluar mengisinya. "Mengetahui di mana dan kapan gunung-gunung itu ada sangat penting untuk mengungkap masa lalu geologis Bumi," ujar Muller.
Hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Science itu, para peneliti menyebut bahwa peta baru juga memberikan detail tentang ribuan gunung bawah laut, atau gunung laut, yang muncul sekitar 1,6 kilometer atau lebih dari dasar laut. Sebagian tertutup berkilometer-kilometer sedimen. "Selain nilai ilmiah murni, peta baru juga bisa diterapkan untuk keperluan militer dan eksplorasi minyak," kata Sandwell.
Kesimpulan yang dibuat para peneliti tentang topografi dasar laut mungkin kurang akurat dibandingkan dengan metode bekas sinar akustik menggunakan kapal-kapal. Tapi cakupan global topografi ini lebih luas.
"Dan metode kami lebih murah, khususnya karena kami kebanyakan menggunakan data satelit yang dikumpulkan untuk keperluan berbeda," tambah Muller.
© Copyright 2024, All Rights Reserved