Keberadaan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), tidak hanya dijadikan simbol. Tapi juga harus menjadi wadah yang mampu menciptakan generasi muda pertanian yang inovatif dan menjadi siap pelaku usaha. Polbangtan juga harus menjadi wadah lahirnya berbagai teknologi pertanian baru yang modern. Karena, tanpa teknologi, sektor pertanian tidak mungkin bisa maju dan bersaing dengan pertanian negara lain.
Demikianlah dikatakan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman kepada politikindonesia.com saat melantik 9 Pejabat Tinggi Pratama Eselon II dan 6 Direktur Lingkup Kementerian Pertanian (Kementan) di Kantor Kementan di Jakarta, Senin (12/11).
Pelantikan Direktur Polbangtan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 781/Kpts/KP.230/11/2018 tanggal 9 November 2018 tentang Pengangkatan Direktur Polbangtan. Direktur Polbangtan yang dilantik adalah Yuliani Kansrini sebagai Direktur Polbangtan Medan, Siswoyo sebagai Direktur Polbangtan Bogor, Rajiman Direktur Polbangtan Yogyakarta-Magelang dan Bambang Sudarmanto Direktur Polbangtan Malang. Selain itu, Syaifuddin dilantiknsebagai Direktur Polbangtan Gowa dan Purwanta menjadi Direktur Polbangtan Manokwari.
Dia menjelaskan, jika ingin wajah pertanian Indonesia berubah, harus di mulai dari sekolah ini. Itu sebabnya, peran penyuluh pertanian diharapkan turut andil dalam mendukung program regenerasi petani. Sebab, rerata setriap tahun Indonesia kehilangan 2 persen jumlah rumah tangga petani yang berpindah profesi.
“Ditambah lagi, dari total petani, 61 persen berusia di atas 45 tahun. Generasi muda akan tertarik kepada sektor pertanian apabila ada sentuhan teknologi. Sehingga sektot pertanian tidak terkesan terbelakang dan primitif, melainkan memberikan keuntungan yang nyata dengan melakukan diversifikasi dan nilai tambah,” tegasnya.
Pihaknya berharap, Polbangtan bisa menjadi contoh sebagai sekolah pertanian bertaraf internasional. Karena sekolah ini merupakan masa depan pertanian. Oleh sebab itu harus dikuatkan serta mampu bersaing dengan negara lain. Sehingga alat dan mesin pertanian (alsintan) serta benih terbaik bisa dihasilkan dari sekolah itu.
“Kami memimpikan Indonesia, khususnya sektor pertanian tidak lagi impor alat mesin pertanian. Kita harus bisa produksi sendiri. Saya minta rancang model alat mesin pertanian modern. Saya juga meminta wajibkan seluruh profesor riset mengajar di sekolah itu agar menghasilkan generasi muda pertanian yang unggul dan bisa menghasilkan temuan teknologi pertanian yang baru,” ujar Amran.
© Copyright 2024, All Rights Reserved