Presiden Brasil Dilma Rousseff terancam pemakzulan. Posisinya terancam setelah mitra utama koalisi, Partai Gerakan Demokratik Brasil, menyatakan beralih dari semula pendukung pemerintah menjadi oposisi.
Krisis politik di Brasil memaksa Rousseff membatalkan keberangkatannya ke Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (30/03), untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Keamanan Nuklir, yang berlangsung 31 Maret-1 April.
Sehari sebelumnya, Partai Gerakan Demokratik Brasil (PMDB), partai terbesar di parlemen Brasil, memutuskan aliansi dengan Partai Pekerja yang dipimpin Rousseff dalam koalisi pemerintah yang berkuasa.
"Sejak hari ini, dalam pertemuan bersejarah, PMDB mundur dari pemerintahan Presiden Rousseff," ujar Wakil Ketua PMDB Senator Romero Juca..
Proses pengambilan suara dan pengumuman yang dibacakan Juca itu selesai dalam waktu 3 menit pada akhir pertemuan partai yang disiarkan langsung oleh televisi. Hal ini memuncaki perseteruan PMDB dan Rousseff sebagai sesama mitra koalisi.
Senin lalu, Menteri Pariwisata Henrique Eduardo Alves yang berasal dari PMDB juga mengundurkan diri. Dengan keluarnya partai ini dari koalisi maka 6 menteri asal PMDB lainnya di kabinet Rousseff diminta mundur atau harus menghadapi komite etik partai.
Mundurnya PMDB membuat Rousseff harus bekerja keras untuk bertahan dari rencana pemakzulan di parlemen.
Kubu oposisi berniat memakzulkan Rousseff karena mantan gerilyawan ini dituduh memanipulasi anggaran untuk menyembunyikan defisit yang terus bertambah.
Akhir tahun 2015 lalu, usulan pemakzulan Rousseff disetujui untuk dibahas oleh Majelis Rendah. Pemungutan suara dijadwalkan paling cepat April.
Rousseff harus mendapat dukungan sedikitnya sepertiga suara Majelis Rendah untuk dapat menghindari pemakzulan itu.
Adapun PMDB menguasai 69 kursi dari 513 kursi di Majelis Rendah. Dengan hengkangnya PMDB ke oposisi, koalisi pemerintah tinggal menguasai 252 kursi. Adapun usulan pemakzulan dapat diterima jika mendapat dukungan 342 suara.
Jika usulan pemakzulan diloloskan Majelis Rendah, sidang pemakzulan dilanjutkan di Senat. PMDB memiliki 18 suara di Senat. Jika sidang ini terjadi maka kubu oposisi hanya membutuhkan 8 suara tambahan untuk mencapai 54 suara yang dibutuhkan untuk menggusur Rousseff.
Ketua PMDB Michael Temer, yang kini Wakil Presiden Brasil, akan menjadi presiden ad interim jika Rousseff berhasil digulingkan.
Eliseu Padilha, petinggi PMDB yang juga Menteri Penerbangan Sipil, memprediksi pemerintahan Rousseff hanya tinggal bertahan beberapa pekan. "Dalam waktu kurang dari 3 bulan Brasil akan memiliki pemerintahan baru," kata Padilha.
Senator Aecio Neves, pemimpin partai oposisi PSDB yang dikalahkan Rousseff pada pemilihan presiden 2014, mengatakan, mundurnya PMDB dari koalisi pemerintah adalah paku terakhir dari sebuah peti jenazah.
© Copyright 2024, All Rights Reserved