Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) meluncurkan satelit, LAPAN-A2/LAPAN Orari di Pusat Teknologi dan Pengembangan (Pustekbang) LAPAN, Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Kamis (03/09). Pelepasan satelit penerus LAPAN-A1 ini dilakukan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Satelit LAPAN A2 menjadi satelit pertama yang 100 persen karya anak bangsa.
Sebelumnya LAPAN A1 atau LAPAN TUBSAT berhasil diluncurkan yang merupakan hasil kerja sama dengan pihak Jerman.
"Semuanya akan sangat bermanfaat kalau dilihat betul dari atas seperti, kapal masuk kapal dan keluar bisa dilihat. Karena satelit ini akan difokuskan pada pemantauan lalu lintas kapal, operasi keamanan laut, perikanan dan eksplorasi sumber daya alam Indonesia," ujar Presiden Jokowi di sela-sela acara pelepasan satelit tersebut.
Dijelaskan, satelit LAPAN A2 menggunakan spaceborne receiver automatic identification system. Cakupan area pengamatan ditargetkan bisa hingga ribuan kilometer. Bahkan untuk pemantauan maritim Indonesia dilakukan berbasis pengambilan citra dan identifikasi otomatis.
"Peluncuran satelit pengamat maritim ini ditujukan untuk mendukung program dan misi pemerintah mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang maju. Jadi satelit ini akan memantau apapun, baik itu pertanian,cuaca dan maritim. Karena satelit ini memiliki radius deteksi lebih dari 100 km dan mempunyai kemampuan untuk menerima sinyal dari maksimum 2000 kapal dalam satu daerah cakupan," tegas Jokowi.
Sementara itu, Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin menambahkan satelit LAPAN-A2 ini merupakan satelit buatan anak bangsa yang dibangun di Jerman. Satelit ini mempunya misi untuk memetakan bumi, pemantauan kapal laut dan komunikasi amatir. Sehingga satelit mikro ini dilengkapi kamera beresolusi 4-5 meter dan akan melintasi wilayah Indonesia selama 1,5 sekali dan mengorbit dekat akuatorial.
"Untuk satelit LAPAN-A2 ini sepenuhnya dibuat di Indonesia, namun tetap menggunakan konsultan dari Jerman. Berbeda dengan satelit LAPAN-TUBSAT yang pembuatannya dilakukan di Technische Universitat Berlin, Jerman," ujarnya kepada politikindonesia.com disela acara peluncuran.
Menurutnya, tujuan penggunaan utama dari satelit LAPAN-A2 adalah sebagai mitigasi bencana. Satelit LAPAN-A2 didesain untuk tiga misi yaitu pengamatan bumi, pemantauan kapal dan komunikasi radio amatir. Dengan berat sekitar 78 kg, satelit LAPAN-A2 diantarnya membawa muatan Automatic Identification System (AIS).
"Dengan teknologi ini, LAPAN-A2 dapat melakukan identifikasi terhadap kapal yang akan melintasi wilayah jangkauan Lapan A2. Selain itu untuk misi pengamatan bumi akan menggunakan kamera digital observasi bumi dengan kamera 4 band multispectral scanning. Kamera itu beresolusi 18 m dengan cakupan 120 km dan kamera resolusi 6 m dengan cakupan 12 km x 12 km," paparnya.
Dijelaskan, satelit LAPAN-A2 juga akan dilengkapi dengan Automatic Packet Reporting System (APRS) yang mendukung komunikasi untuk penanganan bencana. Untuk hal ini, pihaknya bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari). Hal memungkinkan LAPAN-A2 sebagai penghubungung sekitar 700 ribu pengguna radio amatir atau orari.
"Melalui Satelit Lapan A2, anggota Orari dapat berkoordinasi dengan tim SAR untuk mencari jalur evakuasi alternatif atau pengiriman bantuan. Automatic Packet Reporting System (APRS) juga mendukung pengiriman pesan singkat melalui gelombang radio yang dapat dilakukan menggunakan perangkat-perangkat penerima komunikasi radio modern," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved