Presiden Myanmar, U Htin Kyaw yang merupakan tangan kanan dari Aung San Suu Kyi mengundurkan diri dari jabatannya pada Rabu (21/03). Htin Kyaw mundur di tengah isu kondisi kesehatannya yang kian buruk.
“Presiden Myanmar, U Htin Kyaw, mengundurkan diri pada 21 Maret 2018," demikian pernyataan resmi akun Facebook resmi Kantor Kepresidenan Myanmar, Rabu (21/03).
Htin Kyaw menjadi presiden pada 2016 setelah kemenangan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi, dua tahun lalu. Namun, U Htin lebih merupakan pemimpin seremonial, karena urusan pemerintahan pada dasarnya dikendalikan oleh Suu Kyi.
Suu Kyi tidak bisa menjadi presiden lantaran undang-undang peninggalan junta melarang seseorang yang memiliki pasangan warga negara asing untuk memimpin negeri. Suami Suu Kyi adalah warga Inggris, kedua anaknya juga kini tinggal di negara itu.
Belakangan ini, media lokal berspekulasi bahwa kondisi kesehatan Htin Kyaw semakin parah, terutama setelah pemerintah mengonfirmasi bahwa Htin Kyaw menjalani perawatan medis saat berkunjung ke Singapura pada Januari lalu.
Namun, pemerintah selalu menampik spekulasi itu. Dalam pernyataan ini, kantor kepresidenan juga tak menyinggung masalah kesehatan Htin Kyaw. Mereka hanya menyatakan bahwa Htin Kyaw mengundurkan diri untuk “beristirahat dari tugas dan tanggung jawabnya saat ini.”
Konstitusi Myanmar menetapkan bahwa pelaksana tugas presiden harus memerintahkan kepala parlemen untuk menunjuk pengganti tetap dalam kurun waktu 7 hari.
“Sesuai dengan Konstitusi Myanmar Pasal 73 (b), prosedur akan dijalankan untuk mengisi posisi presiden dalam waktu tujuh hari kerja," tulis kantor presiden Myanmar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved