Organ Relawan Pro Jokowi (Projo) menduga PDIP ingin memecah belah hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Bendahara Umum Projo, Panel Barus, mengatakan, salah satunya tercermin dari isi pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam Rakernas V belum lama ini.
"Ada sebuah upaya atau taktik dari PDIP untuk memisahkan pak presiden dengan pak Prabowo. Dalam istilah saya, taktik politik belah bambu," kata Panel Barus, Senin (27/5/2024).
Sebelumnya dalam pidato rakernas V PDIP akhir pekan lalu, Megawati mengkritik sejumlah kebijakan pemerintahan Jokowi.
Panel mengatakan, pidato Megawati yang dinilainya bagian dari upaya pecah belah.
Meski begitu, Panel berkeyakinan Jokowi dan Prabowo solid dan tak akan terpisahkan. Sebab, dua sosok itu mempunyai lem perekat.
"Dua tokoh ini bicara tentang masa depan, bukan masa lalu. Dua tokoh ini selalu bicara kepentingan rakyat yang lebih besar di mana bagaimana membawa Indonesia menjadi Indonesia emas di 2045. Saya rasa perekatnya di situ," jelas dia.
Menurut Panel, pidato Mega juga menjadikan pedoman arah politik PDIP. Panel mengakui jika PDIP mempunyai hak untuk menentukan sikap politiknya, termasuk memilih menjadi oposisi.
Panel justru berharap PDIP menjadi oposisi yang serius, tidak setengah-setengah.
"Dari apa yang saya lihat dari pidato bu Mega, mengenai sikap politik itu tentu menjadi hak PDIP. Tapi saya berharap PDIP bisa mengambil sikap oposisi yang tidak setengah hati, ragu-ragu," kata Panel.
Panel menyarankan agar PDIP menjadi oposisi yang solid dan tangguh. Karena oposisi ini yang dibutuhkan dalam sistem demokrasi di Indonesia.
Juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, menduga ada pihak yang menginginkan perpecahan antara Jokowi dan Prabowo.
Namun, bukan hanya itu saja, Dahnil juga menduga ada upaya yang serupa agar Prabowo pecah dengan tokoh-tokoh lainnya, bukan hanya Jokowi.
Dahnil mengatakan, orang yang menginginkan hal tersebut adalah orang yang diuntungkan oleh perpecahan.
"Upaya pecah belah untuk selalu saling benci itu kelihatan ada. Misalnya, supaya pak Prabowo berpecah atau tidak sepakat atau saling benci antara pak Prabowo dan Jokowi. Pun demikian dengan pak Prabowo dengan bu Megawati terus saling membenci. Pak Prabowo dengan pak SBY untuk saling membenci," kata Dahnil.
Mennurut Dahnil, Prabowo sejak awal dalam posisi ingin merekatkan semuanya. Prabowo mempunyai keinginan agar semua mantan presiden bisa duduk bersama.
"Terlepas kalau kemudian nanti memutuskan di luar pemerintahan dan dalam pemerintahan. Itu lain hal. Pak Praabowo ingin membangun semangat kenegarawanan dalam tata kelola politik ke depan," kata Dahnil.
Sementara itu, di sisi lain, Politikus PDIP Adian Napitupulu membantah keras PDIP ingin memecah belah Jokowi dan Prabowo.
Menurut Adian, tuduhan itu merupakan imajinasi Panel Barus. "Gue enggak tahu Panel menyimpulkan itu dari kalimat yang mana. Dia enggan menyebutkan di kalimat ini tendensinya gimana, enggak ada. Jadi gue akan menganggap itu imajinasinya Panel aja," kata Adian.
Menuru Adian, perbedaan sikap antara Jokowi dan Prabowo itu sudah ada saat ini. Salah satunya terkait uang kuliah tunggal (UKT).
Perbedaan itu terlihat dari sikap Prabowo menolak kenaikan UKT yang ditetapkan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim.
Mesk pun belakangan, Presiden Jokowi telah membatalkan kenaikan itu.
"Faktanya perbedaan itu sudah terjadi ketika menteri Jokowi menaikkan UKT, Prabowo bilang sebaiknya jangan naik. Apakah perbedaan itu karena PDIP? Jangan rendahkan lah teman-teman mahasiswa ini. Atau Panel Barus mau katakan mahasiswa lah yang melakukan politik belah bambu?" pungkas Adian Napitupulu. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved