Indonesia akan segera memiliki pusat penelitian gempa dan vulkanologi. Pusat penelitian itu akan fokus pada pengembangan teknologi untuk mendeteksi dan mencegah dampak buruk gempa dan aktivitas gunung berapi. Pusat penelitian yang akan dibangun di Institut Teknologi Bandung tersebut juga bertujuan memajukan penerapan teknologi terkait dua fenomena alam tersebut.
Demikian disampaikan oleh Rektor ITB Akhmaloka setelah bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/01). “Sebagaimana kita ketahui, Indonesia adalah negara yang banyak dilanda gempa," ujar dia.
Diterangkan Akhmaloka, pusat penelitian tersebut akan fokus pada pengembangan teknologi untuk mendeteksi dan mencegah dampak buruk gempa dan aktivitas gunung berapi. Dikatakannya, ITB fokus pada pengembangan teknologi karena sektor itu relatif tidak berkembang secara maksimal.
Selama ini, sambung dia, banyak pihak yang hanya fokus pada pelayanan sosial terkait dampak gempa dan aktivitas gunung berapi.
Lebih jauh, Akhmaloka menerangkan, ITB juga akan membuka program pascasarjana yang khusus mempelajari fenomena gempa dan kegunungapian. Pendirian pusat penelitian dan program studi tersebut akan dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga, antara lain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Bukan itu saja, ITB juga akan bekerja sama dengan sejumlah lembaga dan universitas dari berbagai negara, antara lain Jepang dan Australia.
Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha menyatakan, Presiden menyambut baik rencana ITB untuk mengembangkan pusat penelitian dan program studi tentang gempa dan vulanologi. “Presiden berharap, upaya ITB itu diikuti oleh lembaga pendidikan lain yang memiliki fakultas teknik,” ujar Julian.
Pemindahan Ibukota
Terkait pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) dengan jajaran Rektorat ITB, Julian mengatakan, berkembang wacana tentang pengembangan Ibukota Jakarta secara luas, dengan kemungkinan memindahkan pusat pemerintahan ke tempat lain. Wacana lainnya adalah memindahkan Ibukota secara keseluruhan dari Jakarta ke provinsi lain.
"Dibahas juga tadi tentang wacana pengembangan ibukota jakarta. Presiden menekankan keinginan beliau untuk mewujudkan suatu the greater Jakarta, suatu Jakarta yang lebih besar dan lebih luas yang mencakup seperti yang kita ketahui sekarang," jelas Julian.
Julian mengatakan, pengembangan Ibukota Jakarta akan mencakup wilayah lain seperti Purwakarta, Sukabumi dan daerah lain di sekitarnya. Salah satu kota yang menjadi rujukan adalah Tokyo.
"Sekali lagi, bahwa yang dimaksud dengan pengembangan Jakarta, Ibukota tetap di Jakarta tapi mungkin saja pusat pemerintahan akan berpindah atau didirikan di daerah lain," ucap dia.
Julian melanjutkan, dalam pertemuan itu Presiden mendeskripsikan akan ada proses pembangunan lain, di mana kita akan melihat suatu daerah dengan pusat pemerintahan sendiri seperti halnya Sydney dan Canberra misalnya atau daerah lain seperti Putra jaya dan Kuala Lumpur.
Opsi lainnya, adalah pemindahan ibukota dari Jakarta ke provinsi lain. Meski beberapa daerah sudah mewacanakan siap menjadi ibukota, pemerintah belum mengambil keputusan apa pun. “Dari sisi pemerintah, hal itu belum bisa dipastikan. apa pun yang dipilih, opsi pertama atau kedua, itu membutuhkan waktu," tandas Julian.
© Copyright 2024, All Rights Reserved