Jelang Pilkada serentak 2024 serangan ransomware disebut sebagai ancaman siber utama.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian. Ia menjelaskan serangan siber ransomware dapat menyebabkan berbagai dampak terhadap sistem pertahanan siber Indonesia.
"Pilkada itu seperti yang kita alami, beberapa kali selama ini adalah terutama ancaman ransomware," kata Hinsa di Kompleks Parlemen, Jakarta, dikutip Jumat (8/11/2024).
Sebab, serangan siber ransomware tak cuma bisa mengambil data dan mengambil situs pemerintahan. Sebab juga bisa men-takedown dan dampak lain.
"Bisa dia men-takedown atau dia bisa mencuri data dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah menyandera dan defacement, web defacement itu jadi tampilannya itu jadi diubah," ujar Hinca menjelaskan.
Beberapa waktu lalu Indonesia sempat mengalami pengalaman buruk atas terkait serangan ransomware. Kelompok ransomware geng Brain Cipher berhasil menyerang PDNS di Surabaya pada 20 Juni lalu.
Serangan ransomware itu mengakibatkan terkuncinya data-data di dalam sistem PDNS 2. Sebagian besar data di pusat data yang dipakai 282 institusi pemerintah pusat dan daerah itu pun sempat terkunci. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved