Hari ini, Kamis (21/02), Bumi Plc menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Rapat ini akan menentukan kelompok mana yang paling berpengaruh dan mengontrol di Bumi Plc ke depan. Grup Bakrie atau Nathaniel Rothschild (Nat).
Agenda RUPSLB Bumi Plc yang berlangsung di Armoury House, milik Honourable Artillery Company, London, untuk membahas penggantian 12 dari 14 direksi Bumi Plc yang didorong Rothschild. Agenda rapat itu cuma pemungutan suara untuk menerima atau menolak permintaan perombakan direksi yang diajukan Nat melalui NR Investment Limited (NRI) itu.
CEO Nick von Schirnding dan Komisaris Utama Samin Tan adalah 2 orang yang paling santer hendak didepak Rothchild. Ia menyorongkan nama Wallace King, bos Leighton Holdings Ltd. (LEI) untuk duduk sebagai komisaris Bumi Plc. Nama lain yang dicalonkan adalah mantan duta besar Inggris untuk Indonesia Richard Gozney serta pengusaha minyak asal Indonesia yang bermukim di luar negeri, Hashim Djojohadikusumo. Hashim adalah adik Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
Kedua kubu yang terlibat sengketa bisnis ini, sama-sama mengklaim mendapat dukungan dari pemegang saham lain. Misalnya, Nat yang memiliki 18,21 persen hak voting mengklaim disokong Schroder Investment dan Sofaer Capital.
Akan tetapi, kubu Bakrie menganggap dukungan terhadap Nat itu hanya semu. Juru Bicara Grup Bakrie, Christopher Fong, menyatakan, pemegang saham condong menolak usulan Nat. Kabarnya, Standard Life Investment yang semula mendukung Nat kini berubah sikap.
Grup Bakrie memiliki 29,99 persen hak suara di Bumi Plc. Belum termasuk potensi dukungan suara dari pemegang saham baru Bumi Plc, termasuk Avenue Capital dan Hary Tanoesoedibjo, yang membeli 13,1 persen saham Bumi Plc milik PT Bukit Mutiara.
“Apa yang telah kita lihat di minggu ini justru lebih mendukung direksi Bumi Plc yang merekomendasikan pemegang saham untuk menolak resolusi NRI," ujar Fong, Rabu (20/02).
Siapa yang menang dalam pertarungan bisnis ini, belum dapat diprediksi. Apalagi, masih ada beberapa pemegang hak suara di Bumi Plc yang belum menyatakan sikap.
Kemelut yang terjadi antara Rothschild dan Bakrie ini bermula dari mencuatnya dugaan tata kelola perusahaan dan pengelolaan keuangan yang buruk di Bumi Plc yang membuat harga saham perseroan itu anjlok.
Sengketa bisnis ini kemduian berkembang menjadi salah satu pertarungan terkotor yang pernah ada di London. Pertarungan raksasa bisnis ini membuat reputasi London rusak sebagai salah satu sumber pencarian dana para perusahaan-perusahaan di negara berkembang.
Pada 7 Januari 2013, NRI mengajukan resolusi berupa permohonan RUPSLB untuk menggusur 12 dari 14 direktur Bumi Plc. Chairman Bumi Plc, Samin Tan, masuk daftar calon yang bakal digusur Nat.
NRI menilai, 12 direktur itu gagal menjaga hak pemegang saham minoritas Bumi Plc. NRI menuduh mereka bersekongkol menjaga pengaruh pemegang saham mayoritas, yaitu Grup Bakrie (PT Bakrie & Brothers Tbk dan Long Haul Holdings) dan PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN). “Bumi Plc tak pernah bisa mengontrol PT Bumi Resources Tbk,” ujar Ian Middleton, Juru Bicara NRI.
© Copyright 2024, All Rights Reserved