Wali Kota London yang baru terpilih, Sadiq Khan,45, menegaskan, dia bukan pemimpin umat Islam, melainkan mewakili semua penduduk ibu kota Inggris itu.
"Saya akan jelaskan, saya bukan pemimpin atau juru bicara Muslim. Saya wali kota London, dan saya berbicara untuk semua warga London," kata Sadiq Khan kepada wartawan di London, Rabu (11/05).
Khan, yang merupakan putra seorang imigran Pakistan, menjelaskan, meski begitu, pemilihan wali kota membuktikan bahwa ternyata sangat mungkin seorang Muslim sekalipun menjadi warga sebuah negara Barat.
"Menjadi Muslim sekaligus warga (negara) Barat sangat memungkinkan. Nilai-nilai Islam dan Barat memiliki banyak kesesuaian," tambah politisi Partai Buruh ini.
Bahkan, Khan juga mengulang kritiknya terhadap wacana bakal calon presiden AS, Donald Trump, yang berencana melarang umat Muslim menginjakkan kaki di Amerika Serikat. "Trump tidak memahami Islam dan justru terjebak ke dalam tangan para ekstremis," ujar Khan.
Khan mengungkapkan, dirinya mendukung agar Inggris tetap menjadi bagian dari Uni Eropa karena keanggotaan dalam organisasi ini sangat memengaruhi kemakmuran Inggris.
Adapun pada 23 Juni mendatang, Inggris akan menggelar referendum untuk menentukan apakah negara itu tetap menjadi anggota atau keluar dari Uni Eropa.
"Sangat penting bagi Inggris untuk tetap menjadi bagian dari Uni Eropa. Setengah juta lapangan pekerjaan terkait langsung dengan Uni Eropa," kata Khan.
Menurut Khan, dia sangat senang jika bisa berkampanye bersama PM David Cameron yang berasal dari Partai Konservatif untuk mempertahankan Inggris dalam Uni Eropa. "Ini (keanggotan Inggris di Uni Eropa) jauh lebih penting dari sebuah partai politik," kata putra seorang sopir bus itu.
Menurut data terbaru, sebanyak 12,4 persen penduduk Inggris beragama Islam, 48,4 persen Kristen, 1,8 persen Yahudi, dan 20,7 persen ateis.
© Copyright 2024, All Rights Reserved