Tim peneliti dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengirim sampel sejumlah material erupsi Gunung Agung ke Laboratorium Vulkanologi Yogyakarta. Sample yang dikirim di antaranya lahar dingin dan abu vulkanik.
“Kami sudah mengirim sejumlah sampel, Senin (27/11), di antaranya lahar hujan, abu dan banyak lainnya yang terjadi di sejumlah tempat di Karangasem, untuk mengetahui kandungan apa saja yang ada di dalamnya," terang Kepala Bidang Mitigasi PVMBG, I Gede Suantika, kepada pers, Selasa (28/11).
Suantika mengatakan, sampel dikirim ke Laboratorium Vulkanologi Yogyakarta, karena PVMBG di Bali belum memiliki sarana dan prasarana laboratorium untuk melakukan pemeriksaan kandungan vulkanik dari gunung api. “Kami telah mengambil sampel sebanyak-banyaknya yang ada di sejumlah titik desa terkena dampak erupsi Gunung Agung," ujar Suantika.
Ia menambahkan, , secara umum material hasil erupsi gunung berapi saat diteliti banyak mengandung silikat dengan tingkat keasaman dari material abu yang berbeda-beda. Dari kandungan vulkanik yang diteliti ini maka bisa diperkirakan daya letusan gunung berapi.
Kalau, kandungan silikat itu sangat asam, maka diprediksi letusan Gunung Agung yang dihasilkan berdaya sangat besar. Kalau kandungannya basa, kemungkinan kekuatan letusannya berdaya kecil.
"Untuk itu, laporan hasil sampel yang ditemukan seperti lahar hujan di Sungai Yeh Sah akan terus diamati," ujarnya.
Terkait kondisi sebaran abu vulkanik Gunung Agung, Suantika mengatakan, saat ini mengarah ke barat daya dan barat dan sudah mencapai kaki Pulau Bali hingga Laut Selatan.
Belum bisa dipastikan apakah abu vulkanik Gunung Agung sudah mengarah ke Pulau Jawa atau tidak karena masih dilakukan pendataan.
"Namun untuk kondisi sebaran abu ke arah Lombok saat ini sudah tidak ada lagi dan kami juga belum mengetahui apakah bandara di Lombok sudah dibuka atau belum dengan kondisi terakhir saat ini," ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved