Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turut berkomentar soal polemik antara mantan Ketua MPR Amien Rais dengan Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan. SBY meminta kedua tokoh bangsa itu berdamai dan menyelesaikan persoalan dengan kekeluargaan.
“Kedua-duanya ini adalah sahabat saya. Saya berharap masalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Kritik kepada pemerintah boleh saja, asal tidak fitnah. Pemerintah juga jangan cepat marah kalau ada kritik dari rakyatnya," ujar SBY kepada wartawan dalam jumpa pers Tour de Jawa Barat Partai Demokrat di Purwakarta, Rabu (21/03).
Ketua Umum Partai Demokrat itu mengatakan, pemerintah tak boleh anti terhadap kritik. Apalagi jika kritik disampaikan dengan baik dan didukung data yang konkret.
“Itu tak boleh dihalang-halangi. Hak rakyat untuk mengkritik pemerintahnya jika dianggap belum menjalankan tugas dengan benar. Pemerintah tak boleh alergi dengan hal ini," ujar dia.
SBY juga menyebut Amien Rais sebagai tokoh yang kritis yang kerap melontarkan pernyataan keras. “Pak Amien Rais tokoh yang kritis. Zaman saya mungkin lebih keras mengkritik saya, menyerang pemerintah, macam-macam lah. Memang beliau ceplas ceplos. Suka sekali menyampaikan kritikan,” ujar SBY.
Meski demikian, SBY juga berharap kritik disampaikan dengan lebih berhati-hati, lebih bijak, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan. “Mungkin Pak Amien, kita sama-sama makin tua. Sebagai sahabat mungkin lebih berhati-hati dalam menyampaikan statement,” ujar SBY.
Meski begitu, ujar SBY, apabila memang mempunya data, maka Amien tak bisa dihalang-halangi memberikan pendapat. Sebab, setiap warga negara dijamin konstitusi untuk mengeluarkan aspirasi dan pendapat. “Bayangkan kalau rakyat enggak boleh bicara. Mulutnya diplester. Itu malah berbahaya,” ujar dia.
SBY berpendapat, pemerintah perlu meminta penjelasan Amien, terkait letak pembohongan pemberian sertifikasi tanah. Nantinya, rakyat yang akan menilai pihak mana yang benar dan salah.
SBY juga mengingatkan Luhut, terkait reaksinya atas kritikan Amien pada pemerintah. “Kepada Pak Luhut Pandjaitan sahabat saya. Mungkin harus mengurangi statement yang nadanya ancaman. Tidak baik,” ujar dia.
SBY mengatakan, kekuasaan bukan untuk menakut-nakuti rakyatnya, tetapi untuk melindungi dan mengayomi. “Pemerintah tak perlu arogan dalam menanggapi kritik. Negeri ini dibangun bukan untuk menjadi negara kekuasaan. Karena itu kedaulatan berada di tangan rakyat. Tapi rakyat juga tak boleh absolut," ujar SBY.
SBY mengatakan, selama 10 tahun menjabat Presiden RI, ia pun mendapat kritikan yang bahkan jauh lebih keras dibanding saat ini. Meski demikian, pemerintahannya tak jatuh di tengah jalan.
“Dulu saya memimpin, kurang apa kritikan, dihajar, dihujat. Tapi pemerintahan saya tidak jatuh. Ekonomi tetap 6 persen. Cuma yang dulu mengkritik saya, sekarang banyak diam. Tidak apa-apa kok,” ujarnya.
SBY jug amengingatkan agar kritikan tak menjurus pada fitnah, apalagi jika ditujukan kepada kepala negara dan pemerintahan. “Tidak boleh memfitnah presiden. Saya begitu, dikritik ribuan kali, dihujat ribuan kali, saya masih sabar. Tapi kalau fitnah, saya bawa ke ranah hukum,” tegas SBY.
© Copyright 2024, All Rights Reserved