Kehadiran Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto dan Fadli Zon pada acara jumpa pers calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump, di Trump Tower, New York, Kamis (03/08), ramai jadi perbincangan. Pertemuan itu ditafsirkan beragam. Ada pula yang menyebut sebagai bentuk dukungan politik terhadap miliader AS itu merebut kursi Presiden.
Sesaat sebelum Trump mengakhiri konferensi persnya, dia bahkan memperkenalkan Setya Novanto, kepada para pendukungnya. “Ini adalah ketua DPR Indonesia. Dia di sini untuk menemui saya. Setya Novanto adalah salah satu orang paling berkuasa dan pria yang hebat. Dia bersama rombongannya datang menemui saya. Bersama-sama, kami akan melakukan hal-hal besar untuk AS, benar?" ujar Trump kepada Setya di Trump Tower, New York, Kamis malam.
"Ya," jawab Setya. Trump lalu melanjutkan pertanyaannya.
"Apakah orang-orang Indonesia menyukai saya?" tanya Trump.
"Ya, sangat. Terima kasih banyak," jawab Setya.
Banyak spekulasi yang berkembang menanggapi pertemuan tersebut. Banyak juga yang mempertanyakan motifnya. Setya berada di New York untuk menjadi pembicara dalam The 4th World Conference of Speakers of Parliaments, yang diselenggarakan International Parliamentary Union (IPU) dari tanggal 31 Agustus hingga 2 September. Ia ditemani Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Kepala Badan Kerja Sama Antar-parlemen Nurhayati Ali Assegaf, Wakil Ketua Komisi Pertahanan Tantowi Yahya, Ketua Komisi Hukum Azis Syamsudin, dan anggota BKSAP Yuliari Batubara serta utusan khusus presiden bidang kemaritiman, Eddy Pratomo.
Walaupun jadwal konferensi IPU telah usai, Setya dan rombongan merencanakan kunjungan persahabatan ke Washington DC untuk bertemu pejabat parlemen Amerika Serikat.
Terkait kehadiran di konferensi pers tersebut, Fadli Zon menyampaikan keterangan tertulis. Ia menjelaskan, pertemuan rombongan DPR I, termasuk Ketua DPR Setya Novanto dengan calon Presiden AS dari Partai Republik itu bukan bagian agenda resmi yang direncanakan dan bersifat informal.
“Kami bertemu Donald Trump jam 13.00 (waktu setempat), di kantornya di Trump Plaza lantai 26. Informal saja. Bicara tentang ekonomi dan investasi Trump di Indonesia," kata Fadli, Jumat (04/09).
Fadli menjelaskan, dalam pertemuan informal tersebut Trump menyampaikan 2 proyeknya di Indonesia, yakni di Jawa Barat dan Bali yang bekerja sama dengan perusahaan swasta nasional.
Selain itu, ia mengatakan setelah bertemu dalam jamuan makan dan foto bersama selama sekitar 30 menit, rombongan mereka diajak ikut serta dalam konferensi pers Trump yang menjelaskan salah satunya soal imigrasi.
"Di konferensi pers itu Trump memperkenalkan Ketua DPR. Itu improvisasi saja. Karena kami sambil jalan akan pamitan, tentu sebagai sopan santun harus menunggu tuan rumah selesai," kata Fadli melanjutkan.
Meski demikian, Fadli membantah bahwa kehadiran Setya merupakan bentuk dukungan DPR kepada Trump. Menurutnya, tidak ada urusan antara DPR dengan pemilihan presiden di Amerika Serikat.
“Saya jawab wartawan AS tadi, ya itu terserah warga AS sendiri mau milih siapa. Bagi kami, kami senang pada Presiden AS yang mau berteman dengan Indonesia. Seperti Obama adalah teman Indonesia, juga Trump sekarang pun sebagai pengusaha adalah teman Indonesia," ujar Fadli.
Fadli mengakui pertemuan dengan Trump tidak masuk ke dalam agenda resmi yang sudah dijadwalkan. "Tidak masuk acara resmi. Jadi spontan saja," ujar Fadli.
© Copyright 2024, All Rights Reserved