Aktivitas Gunung Slamet di Jawa Tengah terus menunjukkan peningkatan. Pada Kamis (11/09) siang hingga sore, terdengar setidaknya 20 kali dentuman kuat yang disertai luncuran lava pijar sejauh 1.300 meter. Luncuran lava ini menyebabkan hutan sava di sekitar puncak gunung itu terbakar di dua titik.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (12/09) pagi, menyampaikan, berdasarkan data pengamatan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Kamis 11 September 2014, antara pukul 12.00 - 18.00 WIB aktivitas gunung meningkat dibanding hari sebelumnya.
"Teramati terjadi 38 kali letusan dengan mengeluarkan abu berwarna coklat kehitaman tebal dengan tinggi letusan 200-1.500 meter. Terdengar 20 kali dentuman kuat," katanya.
Dentuman dan gemuruh yang terdengar kuat itu, cukup mengkhawatirkan warga. Mereka sempat berlarian keluar rumah karena dentuman dan suara gemuruh itu cukup keras hingga menggetarkan kaca rumah. Warga mencoba melihat kondisi gunung slamet namun tidak terlihat karena tertutup abu vulkanik.
Sutopo menerangkan, secara visual cuaca terang, angin tenang. Luncuran material lava pijar menyebabkan hutan savana di kawasan sebelah timur dan barat laut terbakar. "Dari kegempaan telah terjadi 25 kali gempa letusan dan 83 kali gempa embusan," kata Sutopo.
Ia mengatakan, hingga kini status Gunung Slamet masih Siaga level III. Masyarakat dilarang memasuki area radius 4 km dari puncak Slamet. Masyarakat diimbau tetap tenang. Aktivitas tetap berjalan normal. "Belum perlu ada pengungsian. Namun dihimbau untuk tetap siap siaga."
BNPB meminta aparat desa dan kecamatan untuk selalu koordinasi dengan BPBD setempat. Pantau perkembangan gunung sesuai pengamatan stasiun gunung api Slamet.
"BNPB telah memberikan pendampingan BPBD Jawa Tengah dan BPBD di 5 kabupaten sekitar Gunung Slamet dalam menyusun rencana kontinjensi menghadapi erupsi," imbuhnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved